Lailah al-Qadr

Soal:

Pada malam bulan Ramadhan, khususnya pada sepuluh hari terakhir, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal yang baik. Karena pada waktu itu, terdapat satu malam yang sangat mulia. Malam yang melebihi seribu bulan. Satu malam di mana ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba pahalanya akan dilipatgandakan berpuluh-puluh, atau bahkan beratus-ratus kali lipat. Lailat al-Qadr, demikianlah nama malam itu. Tidak heran, semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Apakah sebenarnya Lailah al-Qadr itu? Apa saja keistimewaan yang terdapat di dalamnya? Kapan terjadi dan apakah tanda-tanda kemunculannya?

Jawab:

Tentang apa yang disebut dengan Lailah al-Qadr, Allah Swt telah menyebutkannya secara khusus dalam surat al-Qadr. Ketika menafsirkan surat ini, Dr. Muhammad Bakr Isma’il menjelaskan:

اَلْمَعْنَى : يَقُوْلُ اللهُ عَزَّوَجَلَّ إِنَّابِعِزَّتِنَا وَقُدْرَتِنَا أَنْزَلْنَا الْقُرْآنَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَيْ لَيْلَةِ الشَّأْنِ وَالشَّرَفِ وَمَاأَدْرَاكَ يَامُحَمَّدُ مَا لَيلَةُ الْقَدْرِإِنَّهَا لَيْلَةٌ تَكُوْنُ الْعِبَادَةُ فِيْهَا خَيْرًا مِنَ الْعِبَادَةِ فِيْ أَلْفِ شَهْرٍلَيْسَ فِيْهَا هَذِهِ اللَّيْلَةُ تَتَنَزَّلُ فِيْهَا الْمَلَائِكَةُ وَمَعَهُمْ الرُّوْحُ اَلْأَمِيْنُ بِالْخَيْرَاتِ وَالْبَرَكَاتِ يُسَلِّمُوْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَيَدْعُوْنَ لَهُمْ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.

“Yang dimaksud (oleh ayat itu) adalah bahwa Allah berfirman, ”Dengan kemuliaan dan kekuasaan Kami, sungguh Kami menurunkan Alqur’an pada malam Lailah al-Qadr, yaitu malam kemuliaan. Tahukah engkau, Muhammad, apakah Lailah al-Qadr itu? Ia adalah satu malam, di mana beribadah di dalamnya satu kali lebih baik dari beribadah seribu bulan selain malam itu. Para malaikat termasuk Malaikat Jibril turun (ke bumi) ketika itu dengan membawa kebaikan dan keberkahan. Para malaikat itu mengucapkan salam kepada orang-orang Islam. Mereka berdoa dan memintakan ampun bagi orang-orang Islam itu sampai fajar menjelang.” (Al-Fiqh al-Wadhih min al-Kitab wa al-Sunnah, juz I, hal. 577).

Lailah al-Qadr merupakan malam lebih utama dari seribu bulan. Oleh sebab itu, kita dianjurkan untu memperbanyak ibadah pada malam itu. Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًاغُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًاغُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

“Dari Abi Hurairah, dari Nabi Muhammad Saw, “Siapa saja yang menghidupkan Lailah al-Qadr (dengan ibadah) dilandasi iman dan ikhlas murni karena Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni. Dan barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan pada Allah Swt, maka akan diampuni semua dosa-dosanya yang telah lalu.” (Shahih al-Bukhari [1768]).

(baca juga: Membasuh Kaki)

Inilah janji Nabi Muhammad kepada umatnya yang beribadah dengan keimanan yang mantap dan keikhlasannya yang murni di malam Lailah al-Qadr. Dosa-dosanya akan dilebur, baik yang telah lalu maupun yang akan datang.

Mengenai waktu terjadinya Lailah al-Qadr itu, Imam Nawawi mengatakan:

المَشْهُوْرُفِي مَذْهَبِنَا اَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِمُنْحَصِرَةٌ فِي الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ شَهْرِرَمَضاَنَ وَأَنَّهَا لَيْلَةٌ مُعَيَّنَةٌ لَاتَنْتَقِلُ بَلْ تَكُوْنُ كُلُّ السَّنَةِ لَيْلَةً فِي تِلْكَ اللَّيْلَةِ وَالمُخْتَارُأَنَّهَا تَنْتَقِلُ فَتَكُوْنُ فِي بَعْضِ السِّنِينَ فِي لَيْلَةٍ وَفِي بَعْضِهَا فِي لَيْلَةٍ أُخْرَى وَلَكِنْ إِنَّمَا تَنْتَقِلُ فِي العَشْرِالأَوَاخِرِ.

“Menurut pendapat yang masyhur dalam madzhab kami, bahwa sesungguhnya Lailah al-Qadr itu hanya ada pada sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan. (Ada pendapat yang mengatakan) bahwa terjadinya Lailah-al Qadr tidak berpindah-pindah. Setiap tahun, hanya terjadi pada malam itu. Namun, menurut pendapat yang dipilih malam Lailah al-Qadr dapat berpindah. Karena itu, dalam satu tahun dapat terjadi pada malam yang lain. Namun, perpindahan itu tidak akan melewati sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (Fatawi al-Imam al-Nawawi, 102).

Ada beberapa alasan mengapa malam ini disebut Lailah al-Qadr. Ibn Rusyd, seorang filosof muslim terkenal menyebutkan dalam sebuah karyanya:

فَسَمَّهَاهُ اللَّهُ تَعَالَى لَيْلَةَ الْقَدْرِلِأَنَّهُ يُقَدَّرُ فِيهَا مَا يَكُوْنُ تِلْكَ السَّنَةِ مِنْ أَرْزَاقِ اْلعِبَادِ وَآجَالِهِمْ وَجَمِيْعِ أُمُوْرِهِمْ اِلَى لَيْلَةِ الْقَدْرِ مِنَ السَّنَةِ الأُ خْرَى ، قَالَ مُجَاهِدٌ اِلاَّ الشَّقَاءَ والسَّعَادَةَ. يَشْهَدُ ذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَلَى فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ.

“Allah Swt menyebutnya dengan Lailah al-Qadr, karena pada malam itu semua ketentuan dan ketepatan yang akan dijalani oleh manusia untuk tahun itu diputuskan, baik berupa rizki, ajal dan yang lainnya. Ketentuan ini berlaku hingga Lailah al-Qadr tahun mendatang. Imam Mujahid berkata, (Semua urusan itu ditentukan) kecuali kesedihan dan kebahagiaan. Hal ini dibuktikan dengan firman Allah Swt (QS. Al-Dukhan) “Pada malam itu semua perkara yang baik dibagikan pada manusia.” (Muqaddimah Ibn Rusyd, juz I, hal. 195).

(baca juga: Mengangkat Jari Telunjuk ketika Tasyahhud)

Sedangkan tanda-tanda kehadiran Lailah al-Qadar, serta bagaimana seseorang dapat mengetahui kedatangannya, Ibn Taimiyyah menjelaskan:

وَقَدْ رُوِيَ مِنْ عَلَامَتِهَا أَنَّهَا لَيْلَةٌ بَلْجَةٌ مُنِيْرَةٌ وَهِيَ سَاكِنَةٌ لاَ قَوِيَّةُ الْحَرِّ، وَلاَ قَوِيَّةُ الْبَرَدِ، وَقَدْ يَكْشِفُ اللهُ لِبَعْضِ النَّاسِ فِيْ الْمَنَامِ أَواليَقْظَةِ فَيَرَى أَنْوَارَهَا أَوْ يَرَى مَنْ يَقُوْلُ لَهُ هَذِهِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ وَقَدْ يَفْتَحُ عَلَى قَلْبِهِ مِنَ المُشَاهَدَةِ مَا يَتَبَيَّنُ بِهِ الأَمرُوَاللَّهُ تَعَلَى أَعْلَمُ.

“Diriwayatkan, bahwa di antara tanda-tanda turunnya Lailah al-Qadr adalah bahwa malam itu adalah malam yang terang dan bercahaya. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Terkadang Allah Swt memberitahukan pada sebagian manusia pada waktu ia tidur ataupun ketika ia terjaga sehingga seorang hamba dapat melihat sendiri cahaya Lailah al-Qadr itu. Terkadang ada orang yang memberi kabar kepadanya bahwa saat itu adalah Lailah al-Qadr. Dan kadangkala Allah Swt membuka hatinya untuk melihat langsung hakikat Lailah al-Qadr yang sebenarnya.” (Fatawi al-Kabir, juz II, hal. 476).

Dapat disimpulkan bahwa Lailah al-Qadar merupakan salah satu karunia Allah Swt yang diberikan kepada umat Islam pada bulan Ramadhan. Allah Swt menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi siapa saja yang menghiasi malam tersebut dengan beribadah kepada-Nya. Namun, Allah Swt merahasiakan waktunya agar umat Islam lebih giat dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

Sumber: KH Muhyiddin Abdusshomad. 2010. Fiqih Tradisionalis. Surabaya: Khalista.

 

Related Post