Anggota Baru DPR-RI

Penulis: Armita/MN

Suatu hari di salah satu ruangan di gedung MPR/DPR. Seorang anggota dewan yang baru diangkat, tampak masih canggung, lugu, dan serba kikuk. Rupanya dia wakil dari daerah dan belum pernah bekerja atau punya ruangan yang megah. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu ruangannya. Setelah dibuka, berdiri di hadapannya 2 orang dengan kopor besar dan segulungan kabel.

“Wah… ini pasti wartawan TV-RCTI mau mewawancarai aku,” pikirnya dalam hati. Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon di berkata, “Maaf tunggu sebentar, saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil siding hari ini”.

(baca juga: Ajaran 3B)

Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat  tinggi sambil sekali-kali menyebut-nyebut “demi rakyat” atau “kepentingan rakyat” keras-keras. Setelah selesai sambil meletakkan gagang telepon dia berkata pada dua orang tamunya tersebut. “Nah sekarang wawancaran bisa mulai.” Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata, “Maaf pak, kami datang kesini untuk memasang saluran telepon Bapak.”

Related Post