Penulis: Imam Sainusi/MN
Akhir-akhir ini memang banyak suatu hal yang gampang dianggap “bodengah”, bahkan tak hanya amaliyah saja yang dianggap “bidengah” tapi suatu benda pun banyak yang dianggap “bidengah”,….,, apa sih “bidengah” itu sebenarnya? Kalau yang namanya Bu Rom itu tetangga saya yang biasa ngelayani anak santri. Hehehhe… tapi entah apa itu “bidengah” semua orang Maduran dah paham…., hahahaha. Oops! Lupakah istilah Bu Rom (“bidengah”), pembahasan kali ini adalah ketika sendok makan juga dianggap bid’ah. Mau tahu ceritanya?
(baca juga: Panjang bukan Tingginya)
Kisah ini terjadi di daerah Jember, tepatnya desa Kranjingan, ketika itu ada 2 orang pemuda yang ingin makan di warung Pak Doel sehabis sholat maghrib. Kedua pemuda ini mempunya pemanahaman agama Salafy yang dikit-dikit bid’ah. (bid’ah kok dikit-dikit). Padahal masyarakat sekitar berpaham tradisionalis dan moderat. Lalu dua pemuda ini masuk warung Pak Doel ternama di Kranjingan. Pemuda yang satu pesan nasi goreng dan yang satunya lagi pesan mie rebus. Sang penjual pun menyodorkan sendok kepada pemuda yang makan nasi goreng, tapi sang penjual kaget dengan jawaban si pemuda : “Maaf pak, saya makan ndak pakek sendok, itu bid’ah. Rasul ndak pernah makan pakek sendok”. Sang penjual Pak Doel pun paham dengan aliran agama konsumennya barusan, tapi dalam hati sang penjual “rasain tuh nasi panas, tiup yang kenceng”.
Lalu dia melanjutkan merebus mie pesanan pemuda satunya, setelah matang, sang penjual pun menyodorkan mie rebus panas tadi kepada pemuda satunya “Tanpa Sendok”. Mengetahui mie rebusnya gak ada sendoknya, pemuda tanya pada penjual :”Pak… sendoknya mana,,?”
(baca juga: Ustad dan Santri Koplak)
Penjual menjawab: “Lhoo, katanya Rasul makan ndak pakek sendok, ya pastikan mie rebus juga tanpa sendoklah,,, kalo perlu gak usah piring”. Si pemuda menjawab:”Ya kali gak pakek sendok, masak makan mie pakek tangan kan panas pak.” “Makannya kalo beragama itu lihat sikon, Nabi dulu juga ndak makan mie rebus:” Jawab Pak Doel sambil menyodorkan sendok. Si pemuda yang bid’ah-bid’ah tadi pucat mukanya, kena getah dari teman sendiri.