Berwasiat Lukisan Kyai, Santri Saleh Rajin Salat Berjamaah di Saf Terdepan itu Berpulang

Berwasiat Lukisan Kyai, Santri Saleh Rajin Salat Berjamaah di Saf Terdepan itu Berpulang

Pesantren Nuris – Tiada yang pernah menyangka, sosok santri yang dikenal santun dan supel dalam bergaul ini begitu cepat meninggalkan Pesantren Nuris Jember. Belum genap setahun dia nyantri, karena penyakit typus akut yang dideranya, membuatnya tak lagi mampu bertahan. Dia menghembuskan napas terakhirnya pada hari Senin pagi, 18 Februari 2019, di rumah sakit Bina Sehat Jember.

Duka mendalam dan derai air mata mengalir deras di mata ibunda dan tak terkecuali segenap keluarga besar Pesantren Nuris Jember. Rasa kehilangan akan remaja yang bernama Dino Akbar Hidayatullah ini sangat terasa. Pasalnya, remaja asal Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember ini sangat saleh dan selalu berada di saf terdepan tepat di belakang Syaikhul Ma’had Pesantren Nuris Jember, KH. Muhyiddin Abdusshomad saat salat berjamaah.

Selain itu, menurut Ustaz Ilham Nawafillah, ketua kamar Dino Akbar Hidayatullah di pesantren, “Dino santri yang sangat rajin. Dia tidak pernah bermasalah dengan aturan baik di MTs Unggulan Nuris maupun di pesantren. Jika menghadap ke ustaz, tutur katanya sangat lembut dan penuh tatakrama. Teman-teman sekamar dan pesantren tentu merasa sangat kehilangan atas kepergiannya.”

(baca juga: MTs Unggulan Nuris Boyong 4 Piala Cabang Lomba MTQSJ tingkat Provinsi di Pasuruan)

Remaja kelahiran Jember, 23 November 2005 ini duduk di bangku MTs Unggulan Nuris, tepatnya kelas VII A. Semangatnya untuk belajar sangat tinggi, meski memang sering izin pulang karena sakit yang dideritanya, tetapi dia tetap berusaha menyusul pelajaran yang tertinggal. Sampai sebulan terakhir sebelum wafat pun, dia harus bolak-balik periksa ke dokter.

Mulai opname di Puskemas Rambipuji, dirujuk ke RSUD Balung, hingga terakhir Dino harus “takluk” dengan penyakit typus akut dan komplikasi ISPA di rumah sakit Bina Sehat Jember. Ayah Dino, seorang TKI yang sedang bekerja di Malaysia pun harus pulang mendadak untuk menguburkan jasad anak lelaki bungsu satu-satunya itu.

Sebagai wujud bela sungkawa yang mendalam, segenap asatiz Pesantren Nuris Jember turut hadir guna menyolati, menguburkan, dan memimpin doa talqin khusus untuk almarhum Dino Akbar Hidayatullah. Semoga almarhum khusnul khotimah dan dilapangkan kuburnya serta dikumpulkan dengan hamba Allah yang saleh.

(baca juga: Benturan NU – PKI 1948-1965)

Kakak sulung dan Ibunda almarhum Dino masih tampak shock atas kepergian mendadak lelaki bungsu kesayangannya tersebut. Sehari setelah wafat Dino, Si Sulung yang memang sangat dekat dengan adiknya tersebut mengutarakan wasiatnya sebelum wafat. Almarhum Dino meminta kakak sulungnya untuk menyampaikan ungkapan rasa sayangnya terhadap KH. Muhyiddin Abdusshomad, dan asatiz/asatizah di Pesantren Nuris Jember.

Kemudian almarhum Dino juga menitipkan pesan untuk menyerahkan lukisan tentang kyai yang dibuatnya saat syaikhul ma’had memberi tausiyah setelah salat berjamaah. Lukisan tentang kyai tersebut berada di lemari kamar di asrama belakang. Si sulung pun menelepon Ustaz Fauzan yang memang salah satu asatiz yang dekat dengan almarhum untuk menunaikan pesan tersebut.

Setelah dibuka, benar adanya, lukisan tangan karya almarhum Dino berada di dalam lemari tersebut. Langsung saja, Ustaz Fauzan memberikan karya terakhir almarhum ke kyai. Sontak, Kyai Muhyid mengatakan, “Terharu dan turut berduka, semoga anak Dino ini diterima semua amal ibadahnya, dan tergolong mati syahid. Semoga keluarganya yang ditinggalkan diberi kesabaran oleh Allah SWT. Amin.”[AF.Red]

Lukisan tentang Kyai karya terakhir almarhum Dino sebelum wafat
asatiz Pesantren Nuris Jember saat berziarah ke makam almarhum Dino
Related Post