Wanita Haid dan Nifas Tetap Berpuasa Ramadan, Bagaimanakah Hukumnya?

Wanita Haid dan Nifas Tetap Berpuasa Ramadhan, Bagaimanakah Hukumnya?

Penulis: Muhammad Hamdi, S.Sy*

1.Ijma’nya Kewajiban Puasa Ramadhan

Di sekitar kita ternyata masih banyak orang Islam yang sengaja tidak berpuasa. Padahal tidak ada satu pun pendapat ulama yang tidak mewajibkan puasa Ramadan. Syaikh Muhammad bin Abdirrohman as-Syafi’i ad-Dimasyqi berkata:

وَ أَجْمِعُوْا عَلَى أَنَّ صِيَامَ رَمَضَانَ فَرْضٌ وَاجِبٌ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ

“Semua ulama sepakat bahwa puasa Ramadhan hukumnya wajib atas orang-orang Muslim”.

2. Wanita Haid dan Nifas Haram dan Tidak Sah Puasanya

Ulama Madzhab 4 (Madzhab Maliki, Hanafi Syafi’i dan Hanbali) sepakat bahwa kewajiban puasa hanyalah diwajibkan bagi orang Islam yang baligh, berakal, suci dari haid dan nifas, mukim (tidak sedang safar) dan mampu berpuasa. Adapun bagi wanita haid dan nifas jika memaksa melakukan puasa, maka hukumnya haram, tidak sah dan tetap wajib qadha’. Syaikh Muhammad bin Abdirrohman as-Syafi’i ad-Dimasyqi berkata:

الحَائِضُ وَ النُّفَسَاءُ يَحْرُمُ عَلَيْهِمَا فِعْلُهُ بَلْ لَوْ فَعَلَتَاهُ لَمْ يَصِحَّ وَ يَلْزَمُهُمَا قَضَاؤُهُ

“Wanita haid dan nifas haram bagi keduanya berpuasa, bahkan apabila keduanya berpuasa maka tidak sah puasanya dan wajib mengqadha’inya”.

(baca juga: Cara Istinja’ Ketika Berpuasa)

3. Toleransi Tidak Berpuasa Bagi Wanita Hamil dan Menyusui

Dibolehkan bagi wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa, baik karena khawatir kepada dirinya sendiri atau khawatir kepada diri dan anaknya. Hal ini mewajibkan keduanya mengqadha’ puasa, tanpa membayar kaffarah. Namun apabila khawatir terhadap anaknya saja, maka selain qadha’ juga wajib membayar kaffarah (tebusan), yakni mengeluarkan satu mud makanan pokok setiap satu harinya tidak puasa yang diberikan kepada orang fakir atau miskin.

Namun apabila wanita hamil dan menyusui tetap menjalankan puasa, hukum puasanya tetap sah. Kewajiban kaffarah di atas merupakan pendapat kuat dalam Madzhab Syafi’i dan juga pendapatnya Imam Ahmad bin Hanbal. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah tidak ada kewajiban kaffarah. Adapun perihal pendapatnya Imam Malik bin Anas ada dua riwayat; pertama, wajib kaffarah hanya bagi wanita menyusui, sedangkan bagi wanita hamil tidak ada kewajiban. Riwayat kedua, tidak ada kaffarah bagi keduanya.

Demikianlah tiga hal penting seputar puasa yang wajib diketahui. Semoga bermanfaat. Wallaahu a’lam bisshowab.

sumber; Rahmatul Ummah fi Ikhtilafil A’immah, Hal 92-93

*Penulis adalah staf pengajar BMK di MA Unggulan Nuris

Related Post