Penulis: M Qorib Hamdani*
Menghafal ayat-ayat Al quran (tahfidz) adalah suatu hal yang sangat sulit meskipun sebenarnya menghafal itu mudah, akan tetapi sebuah kata sulit banyak memiliki latar belakang yang sangat berharga, seperti berjuang menghafal dengan waktu yang sibuk. Jika kita membayangkan untuk menghafalkan 30 juz pasti akan berat untuk menjalankannya, tapi bagi santri dari Rahim MA Unggulan Nuris bernama Farhan Raditya sangatlah mudah untuk menghafalkannya. Berkat kegigihannya dalam waktu 3 tahun 2 bulan dia bisa melalap habis ayat al-quran yang telah dihadapinya. Lalu bagaimana dia bisa tuntas dengan waktu sesingkat itu, apakah ada strategi khusus untuk menghafalkannya, yuk cari tahu lebih dalam lagi dengan membaca hasil wawancara di bawah ini.
Mengapa Anda ingin menjadi seorang tahfidz Al-Quran?
Awalnya hal ini bukan keinginannya melainkan hanya keinginan orang tuanya saja. Lalu tak lama kemudian dia diikutkan program tahfidz di MTS Unggulan Nuris oleh orang tuanya. Nah mulai itulah dia berpikir untuk bersedia menjalankannya, mungkin pilihan orang tuanya yang terbaik. Setelah lama menjalankannnya, muncullah sebuah niatan dari dalam hati untuk keinginan dirinya dan akan menjalankannya karena Allah.
Usaha apa saja dalam menghafal?
Berbicara tentang usaha, semua orang pasti memiliki cara tersendiri untuk mencapai sebuah tujuan tertentu, namun jika saya sendiri sangat simple aja mulai dari berdoa untuk memohon agar semoga diberi kelancaran dalam menghafal, istiqomah untuk menghafal pada waktu yang telah diskenario, pintar mencuri waktu maksudnya disaat ada waktu sedikit untuk menghafal maka dia menyelinginya dengan menghafal dan yang terakhir memaksimalkan waktu menghafal.
Tantangan apa saja yang menghadangi saat menghafal?
Suatu hal yang sangat rumit untuk disingkirkan yaitu sosok mahluk bernama wanita, karena dalam riwayat sudah dijelaskan bahwa wanita adalah musuh terbesar bagi kaum Adam.
(baca juga:M Irfan Maulana Tanamkan Kedisiplinan Dan Rasa Memiliki )
Siapa saja tim sukses dalam program ini?
Orang yang sangat berharga bagi saya yang pertama adalah kedua orang tua, kedua yaitu guru, karena guru sayalah yang menjadikan saya bisa hafal 30 juz, terakhir adalah teman yang selalu mendampingi atau membantu saya untuk muroja’ah.
Apa rencana Anda kedepannya?
Rencana saya kedepannya hanya ingin lancar dan saya ingin menjadi juara tahfidz tingkat internasional.
(baca juga: Terinspirasi Kisah Ibunda Sofina Adwitya Jadi Finalis Cerris )
Apa pesan Anda kepada semua orang?
Jika kita menghafal jangan niat sembarang, niatlah karena Allah Swt, dan juga bagi kalangan hafidz jangan sekali-kali beralasan menghafal itu menganggu pekerjaan sehari-hari.
Kesan Anda yang telah bergelar Hafidz?
Saya sangat senang sekali, karena saya sudah menyelesaikan hafalan al-Quran dan merasakan manisnya dari perjuangan yang sangat rumit
Penulis merupakan siswa kelas XI PK A MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik