B.J. Habibie: Profesor Jenius dari Pare-pare

Penulis: Gibran Ramadhan*

Pada 11 September 2019, pukul 18.03 WIB presiden Republik Indonesia yang ketiga telah pulang kerahmatullah dalam keadaan tenang, semoga keluarga beliau diberi kekuatan dan ketabahan, dan juga kepada segenap masyarakat marilah kita berdoa kepada beliau, semoga beliau tenang di alam sana dan kembali dipertemukan dengan cinta sejatinya Ibu Ainun.

Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang dikenal dengan sebutan B.J. Habibie,beliau lahir di Pare-pare Sulawesi Selatan, tepatnya pada tanggal 25 Juni 1936. orang tuanya adalah Alwi Abdul Jalil Habibie asal Bugis dan Tuti Marini Puspowardojo asal Jawa. Beliau merupakan anak keempat dari delapan saudara.

Keluarga beliau adalah keluarga yang terhormat, ayahnya adalah Kepala Departemen Pertanian Negara Indonesia Timur. Sedangkan ibunya termasuk dari keluarga dokter. Sedangkan kakeknya, dr. Tjitrowardojo adalah seorang ulama yang terkenal pada masanya.

(Baca juga: Mbah Moen K.H Maimun Zubair Ulama Tersohor Dari Sarang)

Kepandaian beliau dalam ilmu teknologi sudah menonjol saat beliau masih belia, saat beliau ditanya cita-citanya, Habibie kecil menjawab “insinyur”. Kepintarannya dalam bidang teknologi khusunya IPA semakin menonjol, Ny. Suaedah Djumiril yang sekelas dengan Habibie di SMA bercerita.

“Dalam pelajaran Stereo, BM, Goneo, biar dua jam waktu yang diberikan, tidak akan ada yang bisa. Tetapi,  Pak Habibie dalam waktu lima menit sudah menyelesaikan soal tersebut. Jika ujian diberikan 50 menit untuk tiga soal, maka jika murid lain bisa menyelesaikan satu soal saja, itu sudah bagus. Tetapi, Pak Habibie bisa selesai ketiga soal dalam 20 menit.” Tuturnya

Selepas lulus SMA, beliau melanjutkan study nya ke Departemen Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (sekarang Institut Teknologi Bandung), tak cukup di Indonesia saja,pada tahun 1955 beliau melanjutkan study-nya di Jerman, jurusan Konstruksi Pesawat Terbang di Rheinisch Westfählische Technische Hochschule (RWTH), S-1 sampai S-3 beliau selesaikan dalam waktu 10 tahun saja dan beliau juga meraih gelar doktor ingenieur (doktor teknik) dengan predikat summa cum laud (Dengan Kehormatan/ Tertinggi.

Pada tanggal 12 Mei 1962, BJ Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari. Dan mempunyai dua anak yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Setelah beliau menyelesaikan pendidikan doktor teknik tahun 1965, beliau mendapat dua tawaran. Pertama, menjadi pengajar di RWTH, kedua, bekerja di perusahaan pesawat Boeing.akan tetapi beliau menolak, saat ditanya kenapa menolak, beliau menjawab

“Dari kepentingan pribadi mungkin tawaran ini harus diterima namun dipandang dari kepentingan pembangunan bangsa, sebaiknya tawaran ini kami tolak dan berusaha bekerja di industri dirgantara untuk mendapatkan informasi dan pengalaman berkarya mengembangkan dan membuat pesawat terbang yang memang dibutuhkan untuk mempertahankan dan membangun Benua Maritim Indonesia”.

(Baca juga: Mahaguru Dokter Bedah Sedunia)

Pada tanggal 21 Mei 1998, BJ Habibie dilantik menjadi presiden ketujuh, akan tetapi beliau berhenti menjadi  presiden pada 20 Oktober 1999 dikarenakan kebijakan beliau memperbolehkan diadakannya referendum  provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste). Ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999.

Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September 2019 karena penyakit yang dideritanya (gagal jantung) dan faktor usia. Sebelumnya, Habibie telah menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019. Ia kemudian dimakamkan di samping istrinya di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada tanggal 12 September 2019 pukul 14.00 WIB. Upacara pemakaman dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Ada hal unik yang dimilki oleh beliau yang jarang dimilki oleh orang kebanyakan, salah satunya adalah tidur hanya butuh 4 jam untuk sehari saja, “Saya dari lahir, cuma butuh tidur empat jam, selebihnya yang dua puluh jam, panca indera saya menyerap lingkungan sekitar dan bertanya-tanya,” kata beliau saat ditanya

Pesan beliau kepada anak bangsa saat beliau masih hidup “Kaum muda adalah orang-orang yang penuh dengan semangat yang tinggi. Dari semangat dan gelora tinggi inilah seharusnya mereka bisa menggunakannya untuk hal-hal yang positif. Selain melakukan hal positif, pemikiran positif juga sangat diperlukan para pemuda untuk bisa menyongsong kesuksesan”

Penulis merupakann siswa kelas XI IPA MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Foto Bapak B.J. Habibie Bersama Keluarga Besarnya
Related Post