Penulis: Sirli Qurrota Aini*
Aroma hujan masih tersisa menepi, merayapi malam dengan tangis yang sepi
Basah di atas remah tanah yang lemah
Dedaunan beralaskan setitik tangis yang sendu
Langit seolah meringis meratap malam yang tertepis
Jejak-jejak bagai meninggalkan gamang setelah kenang
Namun.. ia berbeda
Mencinta padahal mati rasa
(Baca juga: Garis Rindu)
Bagai seonggok payung yang tengah merenung
Menyadari jalanan yang sepi meringan
Hingga terhembus angin dingin yang tak di ingin
Dan ia…
Merundung gagu di bangku beralaskan ragu
Hanya atas namanya
Atas nama?
(Baca juga: Rinduku)
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik