Latifatul Aulia: Jangan Takut Gagal!

Penulis: Rintan Setyo Minarti*

Menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) merupakan tugas yang mulia. Meski tidak mudah dilakukan dan dibutuhkan perjuangan keras untuk mensukseskan upacara bendera kemerdekaan Republik Indonesia. Dua santri Nuris dari lembaga SMA Nuris Jember berhasil lolos menjadi pasukan Paskab (Paskibra Kabupaten Jember) salah satunya adalah Latifatul Aulia. Yuk simak wawancara tim jurnalistik Rintan Setyo Minarti dengan Latifatul Aulia tentang peruangannya untuk mengibarkan bendera kebanggan Indonesia di tanah tercinta Jember.

Kenapa Anda tertarik mengikuti ekstrakurikuler Paskibra?

Alasan saya memilih Ekskul ini adalah untuk melatih ketegasan diri, menguji  mental, kedisiplinan, mengetahui sejarah tentang asal mula paskibra dan perjuangan pahlawan bangsa.

(Baca juga: M. Irfan Maulana: Tanamkan Kedisiplinan dan Rasa Memiliki)

Seleksi Paskab tingkat sekolah system apa?

Kalau di sekolah seleksinya itu sistem pilih dengan syarat untuk tinggi putra 170 cm dan putri 165 cm dan yang memilih senior kemudian pembina setelah itu di daftarkan ke tingkat kabupaten.

Apa persyaratan untuk masuk Paskab?

Untuk persyaratan yang pertama pastinya mengukur tinggi untuk putra 170 cm dan putri 165 cm, kedua tes fisik, ketiga tes buta warna, keempat PBB, kelima kesenian atau  bakat dan waktu itu saya menampilkan bakat sederhana yaitu menyanyi lagu daerah cublak-cublak suweng dan bukti.

Lalu bagaimana prosesnya?

Pertama kita diberi formulir untuk mengisi daftar riwayat hidup bertempat di DISPORA setelah itu tes tinggi badan dan berat badan. Kedua nanti akan diberi surat keterangan diterima tau tidaknya, alhamdulillah saya diterima dalam babak ini kemudian lanjut tes PBB, fisik, wawancara, dan tes kesenian dan kesehatan di Jember Sport Garden (JSG).

Setelah itu diminta menunggu 1 hingga 2 bulanan untuk mengetahui hasil tes. Jika sudah diterima akan ada pembinaan calon Paskab di bumi perkemahan selama 4 hari, di lanjutkan dengan latihan untuk upacara 17-an di alun-alun Jember dari tanggal 25 juli hingga 16 Agustus 2019, dan pada tanggal 13 Agustus hingga  17 Agustus 2019 di adakan karangtina di gor kaliwates, nanti selama karangtina Peserta paskab diberi tempat penginapan dan tanggal 17 malam baru boleh pulang.

Kapan mulai daftar, tes, latihan, hari H serta reward nya?

Saya daftar Paskab sekitar bulan maret kemudian informasi lebih lanjutnya tunggu  1 bulan kedepan pada bulan april, untuk latihan dimulai pada tanggal 25 juli hingga hari H, dan reward nya mendapat uang saku dari bupati. Serta untuk hari H saya mendapat bagian pengibaran pasukan 45 (pengawal) dan untuk penurunan saya mendapat pasukan delapan (pasukan inti).

(Baca juga: Iffa Afida: Jangan Takut Bermimpi)

Apa saja yang perlu di persiapkan ketika latihan?

Pastinya harus pintar-pintar menjaga kesehatan, jangan sampai kecapekan, istirahat yang cukup, kemudian nggak boleh begadang, jaga pola makan, harus giat latihan dan selalu bahagia nggak boleh cemberut supaya pas hari H kita terlihat anggun dan senyumnya tidak pudar.

Siapa saja pelatihnya baik di sekolah maupun di kabupaten?

Kalau di sekolah saya dilatih oleh kak Ziya mahasiswi Poltek berasal dari Wuluhan dan untuk pembina yaitu Pak Faisal selaku kepala Ekstrakurikuler Nonsains. Sedangkan di kabupaten saya dilatih oleh para tentara SCABA yaitu Pak Edi, Pak Muslimin, Pak Yoyok dan Pak Wawan. Kemudian ada satpol PP juga yaitu Mbak Qorina dan Pak Ari.

Bagaimana perjuangan Anda selama menjadi Paskab?

Banyak sekali perjuangan yang dilalui bersama, latihan bersama tentara itu harus siap mental di marahin, di olok-olok, tapi itu semua adalah motivasi. Kemudian di suruh tidur di alun-alun tepat pukul 10 pagi dalam keadaan posisi tegak (sikap sempurna), lari keliling alun-alun 3 kali putaran, latihan panas-panasan, kalau makan harus posisi duduk tegak, jika makan itu ada aturannya sendiri yaitu makanan yangbharus menghampiri mulut bukan mulut yang menghampiri makanan, nasi tidak boleh ada sisanya, makan juga di kasih waktu 5 menit untuk makan pagi pukul 06.30, Makan siang 12.30 dan makan pagi 18.30.

Apa yang memotivasi Anda untuk tetap bertahan, dan tampil maksimal di hari H?

Saya termotivasi dari kata-kata yang diberi oleh pembina saya “Dalam keberhasilan pasti ada kegagalan, jangan takut untuk gagal, jangan mau menerima hasilnya saja tapi tidak mau berjuang” hal itu yang selalu saya ingat dan terapkan hingga bisa sukses di hari H.

Penulis merupakan siswa kelas XI IPA MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler Jember

Related Post