Penulis: M.Gibran Ramadhan*
Tubuhku terasa dingin, tempias air hujan kali ini sudah cukup membuatku mati kebasahan, mau bagaimana lagi aku hanya seekor nyamuk, iya nyamuk. Hewan paling menjengkelkan menurut manusia(katanya sih). Tak apalah tapi kalian harus tahu aku adalah hewan yang pernah ditugaskan membunuh Raja Namrud , Raja yang dholim kepada rakyatnya. Bukan hanya itu aku juga pernah disebut oleh nabi Muhammad dalam haditsnya, rasanya bahagia sekali bisa disebut oleh utusan Allah tersebut itu. Dan aku juga……… eh maaf malah ngelantur.
Hujan tak kunjung reda, angina pun demikian membuat hawa semakin dingin , aku harus pindah ketempat yang lenih hangat untuk tidur, mungkin dilemari atau dimanalah yang penting hangat.
Aku memilih tidur dilemari saja mengantisipasi kematian. Kalau tidur dikasur bisa mati aku oleh pemuda yang sedang sibuk dengan gawainya (HP) sampai sampai tak menggubris apapun yang ada disekitarnya. Dasar manusia tak tahu malam saja, jam sudah menunjukkan pukul 02:00, waktunya tidur bukan?
(Baca juga: Hening)
Aku mendengar suara tangisan, tapi dari mana? Kutelusuri seluruh lemari tersebut, suara tangisan itu semakin terdengar membuatku semakin gugup menghampirinya. Bentuknya kotak dengan lapisan emas dikulitnya sedangkan didalamnya berisi banyak lembaran putih, aku coba mendekatinya
“Hai…. Kau tidak apa apa?” Sapaku
Dia menoleh, astaga diakan Al Quran, oh ya aku lupa saat malam mulai tergelincir, semua benda akan hidup tanpa terkecuali jadi jangan kaget kalau Al Quran bisa bicara.
“Apa yang terjadi denganmu?” ucapku sambil mendekatinya, ia masih menangis tersedu sedu, tak enak hati aku melihatnya
“Ceritalah, mungkin aku
bisa membantu,” Tambahku sambil mendekatinya
“Kau lihat pemuda itu,” Sambil melihat
kerah pemuda yang tadi
“Dia adalah tuanku, aku dibelinya 2 tahun yang lalu, setahun terakhir ini dia selalu bersamaku, tapi ketika gawai itu datang, aku pun terlupakan” Sedih rasanya ketika kita sudah nyaman dengan dia, tapi dia lebih memilih orang lain (gak usah baper)
(Baca juga: Tikar Hitam)
“Apa yang akan kamu lakukan dengannya”
“Entahlah “ dari raut wajahnya dia seperti putus asa, entah kenapa hatiku merasa kesal kepada pemuda tersebut.
“Aku akan memperingatinya”
“Jangan” wajahnya cemas melihatku nekat, aku hanya tersenyum “Tak apa apa, aku akan selamat” sejurus kemudian aku sudah terbang mendekatinya.
“Hey pemuda, apa yang kamu lakukan dengan gawai tersebut, sampai hati kau melupakan kitab suci Al Quran, ingatlah gawai itu takaka menolongmu kelak diakhirat, yang aka menolongmu kelak adalah Al Quran, apa kamu tak ingat hah,” Sentakku
Ia meoleh kearahku, mana mungkin dia paham kata kataku, tapi biarlah yang penting sudah kutumpahkan amarahku kepadanya. Tiba tiba 2 telapak tangan melayang kerahku, aku kaget tak sempat aku menghirdar dari … Plak!!!
Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik