Buluh Perindu

Penulis: Nailu Kotrin Nikmah*

Jauh tak bertepi, Desember 2002              
Malam kelam  akan segera menepi
Saat magrib datang, ia tak memberanikan diri untuk bertepi
Namun, saat ia  datang tuk menepi magriblah yang susul-menyusul dalam hal ini

(Baca juga: Rindu Berkabut)

Oh bidadari penyejuk hati….
Engkau tlah menghadirkan fajar dalam seruan yang tak tertahan
Dan menfatwakan demi cahaya yang baru tiba
Hamba terbang dalam samudra cintanya

(Baca juga: Ayat Rindu)

Angin yang berdesing tak begitu dingin,
Mungkin sinar yang dibawa laron-laron itu
Lebih mulia dari pada hembusan angin yang berangan di sekotak jendela

Cahaya baru telah tiba
Ketahuilah , dua hal itu yang hamba tunggu keberadaannya
Mereka hadir dalam dua zaman yang tak sedikit berbeda
Jika ramadhan hadir dalam buaian bulan tak bertuan
Maka fajar ada ketika malam menepati kesunyian yang sepi.

Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post