Penulis: Deli Anisa Virca*
Wali kota extraordinary, begitulah masyarakat menjulukinya. Tri Rismaharini wanita kelahiran 20 November 1961 di Kediri ini merupakan anak dari pasangan M. Chuzuzaini dan Siti Muajiatun beliau merupakan putri dari empat bersaudara. Bu Risma menikah dengan seorang insinyur perusahaan swasta di Mojokerto bapak Ir. Djoko Saptoadji. Mereka dikaruniai dua orang anak yaitu Fuad Bernardi dan Tantri Gunami Saptoadji.
(Baca juga: Berkarier Lewat Indahnya Kata-kata)
Bu Risma menempuh pendidikan sekolah dasarnya di Kediri kota kelahiran, namun semenjak SMP beliau mulai bersekolah di kota pahlawan begitupun dengan sekolah menengah atasnya. Beliau melanjutkan pendidikan S1 jurusan arsitek di Institut Teknologi Sepuluh November dan melanjutkan S2 di kampus yang sama dengan jurusan Managemen Pembangunan Kota. Beliau mengawali karir sebagai PNS kepala seksi tata ruang dan tata guna tanah Bappeko Surabaya.
Tak hanya itu, berbagai jabatan telah beliau sandang seperti menjadi Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Disbang, Kepala Cabang Dinas Pertamanan, Kepala Bagian Bina Bangunan, Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan, hingga menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
Prestasi bu Risma di bidang Birokrasi tidak dapat diragukan lagi, pribadinya yang ulet, pekerja keras, ceplas – ceplos dan berpihak kepada wong cilik membuat pihak PDI Perjuangan mengajukan bu Risma untuk dicalonkan menjadi walikota Surabaya. Sehingga masyarakat pun sepakat menjadikan bu Risma sebagai orang nomor 1 di kota pahlawan, beliau terpilih pada usia 49 tahun walikota periode 2010-2015 tepatnya pada 28 September 2010 – 28 September 2015.
Dalam masanya, Surabaya semakin menunjukkan adanya kemajuan dari berbagai aspek. Tidak sedikit penghargaan yang diberikan kepada kota pahlawan itu, begitupun kepada bu Risma sang walikota yang mendapat penghargaan Mayor of the Month atau walikota terbaik di dunia, 2014 dan walikota terbaik urutan ke-3 di dunia, 2015.
(Baca juga: Belajar Dari Sosok R.A Kartini)
Banyak bukti kerja nyata bu Risma untuk kota Surabaya, mulai dari penataan kota, hingga secara langsung memberantas permasalahan kriminal yang terjadi. Jangan terkejut jika beliau sering melakukan razia mendadak, menciduk PNS yang bergurau saat apel pun tak jarang beliau lakukan. Tak heran beliau dinobatkan sebagai seorang motivator polwan.
Dibalik ketegasannya, keteguhan prinsip dalam hidupnya hingga julukan singa betina ada pada dirinya. Bu Risma tetaplah sosok keibuan yang penuh kelemah lembutan. Sisi lain kepemimpinannya, beliau sangat berhati mulia.
Tak jarang beliau membantu kehidupan masyarakatnya. Memberikan modal bekerja untuk warga gang Dolly setelah menutupnya, memberi tempat tinggal kepada atle pensiun yang kini bekerja serabutan, mengangkat seorang bocah jalanan menjadi anak angkatnya dan masih banyak lainnya. Beliau tak hanya patut untuk ditiru kepemimpinannya namun jiwa kemuliaannya pun harus kita contoh. “pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang bisa memberikan kesempatan sukses kepada semua orang.” Tri Rismaharini.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik