Damai Dalam Belenggu

Penulis: Munirotul Fikri*

Inilah aku
Lahir dari ketenangan air yang mengalir
Sebelum datang pasang surut air laut

Aku lebih suka tiupan angin yang mendesir
Lebih suka rintik hujan bersama sinar matahari
Ketimbang menjadi sawah tadah hujan

Aku suka hutan, benci badai, longsor, dan barisan primordial
Tapi aku tak sanggup menolak
Sebab aku hanyalah hamba sahaya

Selamatan dan tahlilan
Adalah caraku menapik bencana

Penulis merupakan pemenang ketiga lomba puisi Pondok Metting Asrama Dalem Timur Pesantren Nuris Jember

Related Post