Penulis: M. Abdul Wafi*
Sahabat Ka’ab bin ‘Ujrah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ، فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ، فَصَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَلَيْسَ مِنِّي، وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ، وَيُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ، وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ
Sesungguhnya sesudahku ada ada para penguasa, yang selalu berdusta dan berbuat zalim. Barangsiapa yang masuk kepada mereka, lalu membenarkan kebohongan mereka dan membantu mereka atas kezaliman yang mereka lakukan, maka ia bukan termasuk golonganku, aku bukan termasuk golongannya dan ia tidak akan mendatangiku di telaga. Barangsiapa yang tidak membenarkan kebohongan mereka, dan tidak menolong mereka atas kezaliman yang mereka lakukan, maka ia termasuk golonganku, aku termasuk golongannya dan ia akan mendatangiku di telaga. (Hadits shahih riwayat Ahmad [18126], al-Tirmidzi [2259], al-Nasa’i [7828] dan lain-lain, serta dishahihkan oleh al-Tirmidzi dan Ibnu Hibban [282].)
Hadits tersebut memberikan beberapa pesan penting tentang karakter penguasa serta sikap manusia kepada mereka.
Pertama, karakter penguasa atau umaro adalah selalu berbohong dan melakukan kezaliman kepada rakyatnya. Kezaliman dilakukan biasanya untuk memperkuat atau melanggengkan kekuasaannya. Sedangkan kebohongan dilakukan untuk menutupi kegagalannya atau untuk membenarkan kezalimannya.
(baca juga: Bahtsul Masail: Adab Bernyanyi dan Sholawatan)
Kedua, menyikapi penguasa yang zalim dan pembohong, ada orang-orang yang datang kepada mereka, lalu membenarkan kebohongan mereka dan menolong kezaliman mereka kepada orang-orang yang tidak bersalah. Orang seperti ini akan menerima fasilitas dan kemudahan dari penguasa yang didukungnya. Orang seperti ini tidak akan menjumpai baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di telaga pada hari kiamat kelak. Mereka tidak dianggap sebagai bagian dari golongan baginda Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketiga, ada juga orang-orang yang tidak membenarkan kebohongan penguasa dan tidak mau menolong kezaliman mereka. Orang seperti ini tidak akan menerima fasilitas dan kemudahan. Tetapi orang yang seperti ini dijanjikan menjumpai baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di telaga kelak pada hari kiamat. Karena mereka akan diakui sebagai bagian dari umatnya.
red. cover foto diambil dari NUjateng.com
*Alumni Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan