Penulis: Muhammad Qorib Hamdani*
Suatu hal yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah pada umatnya adalah berbisnis, karena pada zaman dahulu Rasulullah dan para sahabatnya melakukan bisnis dengan berdagang, dan beliau memulainya sejak umur muda. Dalam melakukan bisnisnya tersebut Rasulullah banyak mengajarkan etika-etika dalam berdagang.
Jadi, apabila seseorang ingin berbisnis maka terapkanlah apa apa yang diajarkan oleh Rasulullah, agar sukses dan barokah. Tentang hal berbisnis bukan hanya mengajarkan untuk kekayaan dunia, namun dalam Islam bisnis juga memiliki beberapa keutamaan. Apa saja keutamaan tersebut? Apakah kita sudah melakukannya? Yuk selengkapnya di bawah ini!
(Baca juga: Si Merah yang bermanfaat)
Pertama, orang yang berbisnis berpenghasilan lebih baik dari sebaik-baiknya penghasilan. Dijelaskan dalam sebuah hadist yang berbunyi, “sesungguhnya sebaik-baik penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (HR. Al Baihaqi).
Maksud dari sabda Rasulullah tersebut adalah, apabila orang yang berdagang melakukannya dengan baik yaitu jujur, tidak berbohong, tidak menzalimi atau mencurangi orang lain maka ia adalah orang yang berpenghasilan baik diantara penghasilan lainnya.
Kedua, Allah akan mengumpulkan mereka yang berbisnis dengan jujur bersama para nabi. Keutamaan berbisnis juga adalah akan dikumpulkan oleh Allah bersama nabi dan orang-orang yang mati syahid . namun hal itu akan dikumpulkan apabila si pedagang berlaku jujur dalam bisnisnya. Hal ini dinukil dari hadits yang berbuni, “Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para Nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi).
Ketiga, mendatangkan keberkahan. Allah akan memberi keberkahan pada orang yang melakukan bisnis dengan jujur, hal ini dinukil dari hadits yang berbunyi, “Penjual dan pembeli, keduanya bebas memilih selagi belum berpisah. Maka jika keduanya jujur dan saling menjelaskan dengan benar, maka akan diberkahi pada bisnis keduanya. Namun, jika menyembunyikan cacat dan dusta, maka terhapuslah keberkahan jual beli tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat, dapat mengatur waktu dan kehidupannya dengan baik. Dalam kaca mata ulama, orang yang berbisnis dapat mengatur waktu kerjanya dan waktu di luar kerjanya dengan baik, karena merekalah yang menentukan kapan dia akan berdagang kapan ia akan melakukan aktivitas yang lain. Hal ini juga dilakukan oleh ulama yang menyempatkan berdakwah kepada orang orang lewat berdagang.
Kelima, Allah akan menghitung shodaqoh bagi yang menafkahi keluarganya dari hasil kerja sendiri dan dilandasi dengan niat yang baik. Hal ini teah disabdakan eh Rasuuah yang berbunyi, “Tidaklah seorang memperoleh suatu penghasilan yang lebih baik dari jerih payah tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahi dirinya, istrinya, anaknya dan pembantunya melainkan ia dihitung sebagai shodaqoh.” (HR. Ibnu Majah)
(Baca juga: Manfaat sinar matahari pagi bagi kesehatan)
Keenam, menjadi ladang pahala. Apabila seseorang melakukan bisnis dagangannya sesuai dengan dasar hukum Islam dan berdoman sesuai dengan pedoman syariat Islam, misalnya berbisnis dengan jujur, melakukan shodaqoh dalam bisnisnya, memakai strategi yang biasa dilakukan oleh para ulama terdahulu maka insyallah Allah akan menjadikan ladang pahala bagi mereka yang sesuai dengan ketentuan di atas.
Ituah beberapa keutamaan yang ada dalam perbisnisan, apabila semua pedagang bisa mengetahui keutamaan berbisnis, mungkin akan menjadikannya berdagang digunakan sebaik-baiknya untuk menghasilkan keberkahan.
Penulis merupakan siswa kelas XI PK A MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik