Penulis : Nailun Kotrin Nikmah*
Gadis kelahiran Jember, 23 November 2002 ini merupakan salah satu santri berprestasi dari lembaga SMA Nuris Jember, khususnya do bidang tulis menulis atau karya sastra. Prestasi yang pernah diraih antara lain, juara 2 cipta puisi matematika se-Jawa Timur, juara Harapan 1 ceris Kemenag se-Jawa Timur, juara Harapan 1 puisi Perjuangan se-Jember. Wah banyak juga ya, yuk kita simak wawancara tim jurnalistik website dengannya berikut ini!
(Baca Juga: Tegar Ramadani: Cara Mengatasi Kegagalan Adalah Ikut Lomba Lagi)
Apa yang membuat Anda tertarik dengan karya sastra?
Di dalam sastra Saya bisa menemukan banyak hal-hal baru dengan cara pandang yang berbeda yang mana itu sejalur dengan pemikiran Saya yang suka memandang sesuatu pada sudut pandang berbeda. Dengan sastra Saya menemukan jati diri Saya.
Darimana Anda menemukan inspirasi dalam membuat puisi matematika tersebut, hingga mendapat juara 2 tingkat Jawa Timur?
Inspirasi Saya berasal dari pengalaman Saya sendiri saat Saya tengah mempelajari kitab Aswaja karangan K.H. Muhyiddin Abdussomad yang membahas tentang keesaan Tuhan.
Apa yang membuat Anda semangat menulis?
Menulis itu adalah media dimana Saya dapat mengespresikan rasa pada diri Saya, yang saya olah sedemikian rupa sehingga Saya dapat menuangkannya dalam tulisan, juga yang membuat Saya semangat adalah puisi-puisi karya penyair terdahulu seperti Wiji Tukul, Sapardi, Chairil Anwar dan lainnya.
Apakah Anda pernah merasa tidak suka dengan karya Anda sendiri, apa penyebabnya dan bagaimana cara Anda mengatasinya ?
Pernah malah sering, penyebabnya karena ada paksaan seseorang dan puisi tersebut tidak benar-benar hadir karena luapan perasaan Saya. Cara Saya mengatasinya Saya mendalami lagi puisi tersebut, dengan melarungkan suatu rasa yang dapat membuat puisi Saya lebih hidup dan tidak hambar lagi.
(Baca juga: M. Syariful Umam: Jatuh dan bangun adalah proses)
Jurusan apa yang Anda pilih ketika akan masuk perguruan tinggi?
Pilihan pertama Saya adalah ilmu hubungan internasional (HI) di Universitas Jember, memang mungkin jurusan itu keluar dari zona nyaman. Tetapi Saya tetap akan berkarya walaupun tidak meneruskannya di jurusan kesusastraan Indonesia, karya saya masih bisa belajar online.
Apa pesan Anda untuk teman-teman Anda agar terus berkarya?
Jangan menulis untuk popularitas, karena jika Anda menulis untuk popularitas itu sama halnya dengan Anda melecehkan karya Anda sendiri, menulislah untuk keabadian bukan untuk uang
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik dan penulisan kreatif sastra