Penulis: Muhammad Qorib Hamdani*
Salah satu ilmuan filsafat dari muslim yang terkenal adalah Al-Farabi yang berasal dari Farab, Kzakhstan. Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad Ibnu Turkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi, asal usul diberi nama Al-Farabi karena dihubungkan dengan nama daerahnya yaitu Farab.
Tempat tinggal Al-Farab terletak di daerah Khurasan dekat dengan sungai Situn (Transoxiana). Dia kelahiran Bangsa Turki dan mempunyai hubungan darah dengan Bangsa Persia. Dia lahir pada tahun 259 H/879 M di farab dan wafat di Aleppo pada tahun 339 H/950M. Ayahnya adalah seorang Jendral dan seorang berkebangsaan Iran yang menikah dengan wanita Turkistan dan kadang-kadang disebut dengan keturunan Iran.
(Baca juga: Joko Pinurbo: Penyair yang membakar karyanya sendiri)
Jika ditelusuri lebih rinci tentang tempat tinggalnya, dia selalu berpindah tempat dari waktu ke waktu. Dimasa kecilnya, ia dikenal dengan kerajinan dan memiliki otak yang cerdas. Beberapa ilmupun dikuasainya, mulai dari agama, Bahasa Arab, Bahasa Turki, dan Bahasa Persi di kota kelahirannya. Menginjak masa remaja, Farab pindah ke Kota Baghdad dan tinggal di sana sekitar 20 tahun.
Tujuan ia pergi ke Kota Baghdad adalah memperdalam filsafat, logika matematika, etika, ilmu politik, dan sebagainya. Setelah lama tinggal di Baghdad, Farabi pindah ke Iran. Di sana ia belajar filsafat Yunani kepada beberapa orang ahli, di antaranya Yuhana dan Hailan. Tak lama kemudian ia kembali ke Baghdad.
Selama di Baghdad ia banyak menghabiskan waktunya untuk menulis dan mengajar. Karya-karya Al-Farabi meliputi tentang logika, fisika ilmu jiwa, Metafisika, kimia, ilmu politik, musik dan lain-lain. Tetapi kebanyakan karya yang ditulis dalam Bahasa Arab hilang, menurut perkiraan tersisa sekita 30 buah.
(Baca juga: Tiga Tokoh Nahdlatul Ulama yang Membumi di dunia sastra Indonesia)
Menurut beberapa sumber, dia banyak menguasai tentang bahasa, yaitu sekitar 70 bahasa dunia dan karena itulah Al-Farabi dikenal sebagai orang yang banyak menguasai cabang keilmuan. Dari semua ilmu pengetahuan yang dikuasainya, ilmu yang paling dikuasainya adalah ilmu mantiq.
Dalam filsafat yang dikuasainya, yaitu tergolong filsafat yang bergenre filsuf kemanusiaan. Ia lebih mementingkan soal-soal kemanusiaan seperti moral terhadap intelektual politik dan seni. Professor Gilson menyatakan bahwa, Farabi mempunyai idola dalam bidang filsufnya yaitu Palto dan Aristoteles. Tentang ilmu filsafatnya, sebenarnya ia mencampurkan filsafat seorang tokoh terkenal, antara filsafat Aristoteles dan Neo Pltaonisme dengan pikiran keislaman yang jelas dan aliran Syiah Imamiah.
Selama tinggal di Baghdad, ia menghabiskan banyak waktunya untuk menulis. Inilah beberapa karangannya yang sangat terpopuler. Antara lain, Agrad Al Kitab Ma Ba’da At Tabi’ah (Intisari buku Metafisika), Al Jam’u Baina Ra’yai Al Hakimaini (mempertemukan dua pendapat filsuf : Plato dan Aristoteles), dan ‘Uyun Al Masa’il (Pokok-pokok Persoalan).
Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik