Penulis: M. Irfan Maulana*
Masa semakin kepalang
Luka telah melebar kembali
Banyak jasad yang menggeram
Mencela para tingkah kini
Lakonmu melanggar sejarah
Yang terlumur air merah
Kental, amis, tak berperasaan
(Baca juga: Nada rindu)
Kau telah cemaskan
Asa yang berkobar
Jantung yang selalu berdegup
Cemas, takut, demi anak cucunya
Hingganya ditelan tanah
Berhamburan darah dibawah kita
Tapi langkah kita menghapusnya
Kejam,sadis,tak tahu sejarah
Para pemuka diambang penjajah
(Baca juga: Garis Rindu)
Buktikan nadimu berguna
Pahitlah masa mendatang
Dengan emosi yang kau serang
Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik