Penulis: Tegar Ramadani*
Masalah Lingkungan merupakan salah satu masalah yang telah menjadi sorotan teratas dikalangan permasalahan yang ada di bumi sekarang. Hal tersebut sangatlah patut untuk dikaji dan diteliti lebih dalam karena permasalahan lingkungan mulai menjadi akar yang mungkin hampir tidak bisa ditangani secara baik oleh manusia. Salah satu contoh masalah lingkungan yang hampir banyak ditemui ialah tentang pencemaran sampah plastik.
Di lingkungan saat ini sampah plastik mulai menjadi buah bibir di masyarakat karena dampakanya pada lingkungan sangatlah besar. Plastik merupakan salah satu alat yang digunakan dalam banyak hal contohnya saja dalam membungkus makanan, minumana bahkan ada yang sampai digunakan untuk pembungkus tanaman atau tempat menanam tanaman yang orang banyak sebut polibag.
(Baca juga: Efektifkah kombinasi antara limbah daun waru dengan limbah daun nanas untuk dijadikan bioetanol)
Plastik polibag merupakan salah satu jenis plastik yang terbuat dari bahan berupa minyak bumi dan bahan kimia berbahaya lainnya. polibag jika dipergunakn secara terus menurus dalam penanaman tanaman akan berdampak pada rusaknya lingkungan seperti adanya pencemaran tanah dll. Hal tersebut sangatlah berbahaya mengingat tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang jika rusak akibatnya akan berdampak besar terutama pada umat manusia.
Hal tersebut merupakan suatu tantangan yang sangat besar untuk para kaum milenial sekarang yang cinta akan lingkungan salah satunya ialah kaum milenial yang bernama 1) Moch. Hilman Faidul Umam selaku sebagai ketua, 2) Ahmad Helmi Hendarjah selaku anggota 1 dan Natasya Naura Maulida sebagai anggota 2 mereka merupakan kelompok peneliti dari KIR MA Unggulan Nuris Jember yang sudah handal dan sangat kompeten di bidangnya. Dalam penelitian kali ini meraka mengangkat sebuat penelitian mengenai penangan plastik polibag dengan membuat sebuah inovasi yang mereka beri judul OMEGON.
(Baca juga: Jajanan Tradisional Penekan Angka Kematian Pada Ibu Melahirakan)
Omegon sendiri merupakan sebuah kompos block yang terbuat dari bahan berupa eceng gondok. Eceng gondok dipilih karena berlatar belakang adanya blomming tanaman tersebut yang dikarenakan adanya peristiwa nitrofikasi yang dimana proses tersebut merupakan proses terbawanya pupuk cair organik pertanian oleh air menuju tempat yang memilki banyak populasi eceng gondok yang meneyebabkan meledaknya populasi eceng gondok di perairan.
Nitrofikasi jika terjadi secara berlebihan akan berdampak pada ekosistem disekitar yaitu 1) dapat menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam air, 2) menghalangi ikaan untuk bernapas mengambil oksigen di permukaan air dll. Dalam penggunaanya Omegon memilki 2 fungsi yang sangat bisa membantu dalam menangani permasalahan mengenai lingkungan. Cara pembuatan omegon yang begitu mudah dapat dilakukan oleh banyak orang dengan hal tersebut maka dampaknyapun akan meluas diseluruh masyarakat.
Berikut merupakan cara pembuatan omegon
Pertama, keringkan bahan berupa eceng gondok (3-4 hari dalam terik matahari)
Kedua, siapkan bahan lain seperti pupuk kandang dan EM4
Ketiga, campurkan seluruh bahan hingga membentuk sebuah adonan
Ketiga, ferementasi bahan dalam waktu 2-3 hari
Keempat, setelah proses fermentasi selesai cetak menggunakan cetekan berbentuk kubus
Kelima, setelah tercetak kompos blokc siap digunakan
Dalam mengatasi sebuah persalahan haruslah menggunakan pikiran dalam penanganan masalah salah satunya ialah menggunakan alam tersebut sebagai pemecahan dan sebagai alternatif solusi dengan mengolahnya, dengan demikian agar menjadi sebuah produk yang dapat berguna bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Omegon merupakan sebuah kompos block yang dapat meneyelesaikan permasalahan dengan cepat tanpa biaya yang berlebihan dan sangat mudah dan bisa dipraktekkan oleh masyarakat secara mandiri.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA 1 SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler karya tulis ilmiah remaja