Belajar Mengendalikan Diri Lewat Filosofi Mendaki Gunung

Penulis: Handini Fatihatun Nabila*

Berbicara tentang alam, kegiatan mendaki gunung adalah sesuatu yang sangat dikagumi oleh kaum muda. Tak perlu merasa heran jika kaum muda selalu mempunyai semangat yang membara untuk mendaki gunung. Namun, apakah semuda itu kaum muda memprediksikan keberhasilannya mencapai puncak gunung?.  Faktanya, mendaki gunung bukanlah suatu hal sepele yang bisa dengan mudah untuk dilakukan.

Lalu mengapa kebanyakan kaum muda memilih sebuah impian tertinggi untuk sampai di puncak gunung?. Jawabannya adalah hanya karena gunung banyak mengajarkan filosofi hidup yang berarti. Nah, apakah sahabat tau apa saja makna filosofi mendaki gunung?. Yuk simak uraian berikut.

(Baca juga: apa makna filosofi dari keindahan senja)

Pertama, mendaki gunung mengajarkan kamu makna dari tujuan hidup

Tujuan hidup. Pasti setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda. Bahkan lebih parahnya ada yang masih mengantung entah dimana tujuan mereka hidup. Sama halnya dengan pendaki gunung. Tujuan mereka berbeda beda. Tergantung kesiapan mereka dalam mendaki gunung. Ada yang bertujuan sampai puncak dan ada yang bertujuan hanya sampai setengah jalan. Tergantung bagaimana kamu menjalani hidupmu dan bagaimana kebahagianmu dalam menghadapi hidupmu kedepannya

Kedua, mendaki gunung akan menyadarkan untuk menaklukan diri sendiri

Mendaki gunung bukanlah suatu hal mudah. Kelelahan, oksigen yang terhirup mulai menipis, hawa dingin, dan situasi seperti itu pasti membuat pikiran untuk menyerah muncul begitu saja. Tinggal bagaimana diri kita kuat menahan semuanya. Sama dengan hidup, bahwa hidup bukan tentang menguasai dunia seisinya melainkan menaklukan ego dari diri sendiri.

(Baca juga: Makna filosofi warna hitam)

Ketiga, mendaki gunung akan mengajarkan tentang luar zona nyaman yang indah

Perjalanan yang tidak semudah jalanan lurus, tetapi akan mendapatkan sesuatu yang indah setelahnya. Begitulah hasil dari keluar zona nyman. Tak salah jika pendaki gunung selalu mempunyai prinsip bahwa kesuksesan dapat datang dari orang-orang yang berusaha keras. Kesuksesan juga akan datang pada orang-orang yang mau melewati tantangan dan menerima tantangan dengan lapang dada.

Keempat, mendaki gunung menyadarkan akan makna orang lain di hidup kita

Tak jarang saat mendaki gunung, kanan-kiri selalu ada orang-orang yang berlalu lalang. Berbagai karakter orang kamu jumpai. Namun, pasti dengan bagitu pasti ada yang berbaik hati untuk mewarkan bantuan atau hanya sekedar memberi support. Nah, dengan begitu pasti kalian akan menyadari bahwa orang lain tidak semuanya jahat. Masih banyak orang baik dan peduli pada diri kita.

Kelima, mendaki gunung membuat diri kita kecil dan tak berdaya

Setelah mendaki gunung berjam-jam, sampailah pada target yang ditunggu-tunggu. Puncak gunung. Dengan semua kerja keras dan usaha untuk melewati rintagan yang bertubi-tubi, pastilah rasa puas dalam diri pendaki menyeruak. Namun hanya berlangsung mungkin beberapa menit bersama hembusan nafas lega. Selanjutnya kamu akan dihinggapi oleh pikiran bahwa dunia itu luas seluas-luasnya. Sedangkan kamu yang sudah mencapai di puncak pegunungan hanya berupa titik kecil disana. Pikiran seperti ini, akan menjadikan rasa syukur pada dirimu bertambah.

Begitulah beberapa filosofi pada saat mendaki gunung. Kamu butuh konsentrasi, keteguhan niat, dukungan dari teman dan diri sendiri serta yang paling penting kerendahan hati. Dengan begitu filosofi mendaki gunung akan menjadi sebuah strategi menitih kehidupan yang lebih baik. 

Sumber gambar: hipwee.com

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA SMA Nuris Jember yang aktif di esktrakurikuler jurnalistik

Related Post