Arina Ma’rifatul: Percayalah Pada Kemampuan Dirimu

Penulis: Handini Fatihatun Nabila*

Menjadi juara tentu saja hal yang paling di idam-idamkan oleh siapa saja yang mengikuti lomba. Begitupun santri yang satu ini, Arina Ma’rifatul Auliya Aziz. Suka berpuisi dan berpidato menghantarkan santri Nuris yang satu ini menjadi juara 1 Pidato Bung Karno tingkat Kabupaten Jember. Wah yuk kepoin wawancara tim website dengan Arina berikut!

Bagaimana perasaan anda menjadi juara pidato?

Pertama sih pasti gak nyangka karena latihannya benar benar gak maksimal. Tentor juga udah berpendapat gak akan bisa juara. Tapi ternyata takdir Allah untuk saya sangat baik. Jadi perasaannya ya tetep bangga dan harus tetap bersyukur.

(Baca juga: M. Qorib Hamdani: hiduplah sebagai penulis)

Apa yang membuat anda tertarik dengan pidtao?

Menurut saya, pidato adalah hal yang tidak begitu menarik bagi saya. Namun, saya hanya ingin menambah pengalaman baru.  Ya, hitung-hitung juga mengasah sampai mana kemampuan saya. Pertama kali mencoba saya sudah diberi hikmah dan pelajaran. Lomba pidato pertama saya tidak membuahkan hasil apapun. Ya dari situ juga sih saya mulai ingin mencoba, mencoba, dan mencoba dan menjadikan saya tertarik.

Bagaimana anda bisa percaya diri di atas panggung?

Awalnya saya yang sekarang jauh dari diri saya yang dulu. Bisa dibilang baru sejak SMP saya melatih kepercayaan diri saya. Ya kuncinya Cuma waktu perfome aja selalu yakin bahwa saya bisa menjadi yang terbaik. Lalu kalo ada orang maju kan biasanya enggan menatap mata penonton. Tapi kalo saya sendiri malah harus menatap mata mereka. Karena, dengan begitu saya bisa menunjukkan diri saya yang sebenarnya dan jadi lebih menantang bagi saya.

(Baca juga: Tegar Ramadani: cara mengatasi kegagalan adalah ikut lomba lagi)

Siapa yang memotivasi anda hingga jadi seperti ini?

Saya sebenarnya sangat termotivasi oleh seorang guru saya, Mr. Tian. Beliau sering berkata bahwa “ kamu punya bakat, gunakan untuk perbanyak prestasi biar gampang cari kuliah nanti.” Tak hanya Mr. Tian, saya juga termotivasi oleh Pak Faisal ( pembina ekstrakulikuler Non Sains) kemudian saya lebih tepat dibilang tertantang daripada termotivasi mungkin ya dengan salah satu rekan saya dari SMAN 1 Jember waktu itu, Kak Ilyas.

Kapan anda mulai menggemari dan menggeluti pidato?

Sejak duduk di bangku SMA. Tepatnya sejak kelas 1 SMA. Kalo waktu SMP saya lebih tertarik dan berusaha menekuni dunia baca puisi.

Apa kiat-kiat anda sehingga bisa menjadi juara seperti ini?

Saya yakin pasti kalian sudah sering mendengar kata “ berdo’a dan berusaha”, memang itu yang saya lakukan. Tapi usahanya hanya ada tiga saja bagi saya. Yang pertama harus berani mempermalukan diri di depan umum, kemudian yang kedua harus percaya pada kemampuan. Jika dalam kiat-kiat yang kedua anda gagal maka kiat-kiat yang pertama tidak berjalan dengan lancar. Dan yang terakhir berani menerima tantangan untuk menghafal. Hanya itu saja.

Bagaimana cara anda mengatasi gagal fokus di atas panggung?

Kalo saya sendiri sih, gak perlu menampakkan wajah kebingungan. Berusaha saja se rileks mungkin, seakan akan kalian sudah sangat benar menyampaikan pidato yang kalian bawakan. Intinya jika sudah gagal fokus (ngeblank) teruskan saja teks yang masih kamu hafal. Jangan hiraukan yang telah kamu lewati. Kalo sudah ngerasa gak nyambung gimana?. Kalo saya nyambung gak nyambung itu urusan belakangan. Jika kamu bisa usahakan untuk mengolah lagi bahasanya.

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post