Penulis: Muhammad Qorib Hamdani*
Sosok yang dibangga-banggakan oleh warga Nahdliyyin dalam meringkup budaya, sastra dan lain-lain kini hadir di tengah gelombang teknologi yang kian memperudak manusia. Seorang kyai yang mengayomi santri-santrinya dalam melaksanakan perintahNya sekaligus menduduki gelar doktor. Karya-karyanya mengalir dalam arus perubahan zaman dengan kekuatan penanya yang kian ramai diperebutkan orang.
KH DR Aguk Irawan atau sering dipanggil Gus Aguk lahir di Lamongan, 1 April 1979. Beliau adalah seorang penulis yang berasal dari kalangan warga Nadliyyin. Bukan hanya sekedar seorang penulis, beliau juga seorang sastrawan, budayawan dan lain-lain.
(Baca juga: Tokoh islam indonesia pendakwah, dosen, serta penulis)
Masa pendidikannya beliau tempuh, setelah menduduki bangku di MA Negeri babat, Lamongan. Selama menduduki kursi MA, beliau menyempatkan nyantri dan belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ulum, Langitan, Tuban.
Setelah mengahabiskan masa MA, beliau melanjutkan kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, jurusan Aqidah dan Filsafat, kemudian meneruskan studinya di Institut Agama Islam Al-Aqidah, Jakarta.
Selama duduk di bangku kuliah, beliau banyak menerjemahkan karya sastra Arab, di antaranya: naskah drama Taufik El-Hakiem, Tahta Dzilali Syams (Di Bawah Bayangan Matahari); karya klasik Abu A’la El-Ma’ary, Komedi Al-Ilahiyah (Komedi Langit); Dunya Allah karya Naguib Mahfouz; Chicago karya Alaa Aswani; dan bersama Mahmud Hamzawie menerjemahkan sastra Indonesia ke Arab, di antaranya kumpulan puisi Sutradji Calzoum Bachri, O Amuk Kapak (Ath-Tholasim); karya Soni Farid Maulana, Anak Kabut (Abna Dhabab).
(Baca juga: al farabi tokoh muslim filsuf yang bersandang multi talenta dan bahasa)
Bukan hanya sekedar menerjemahkan karya sastra Arab, melainkan sajak-sajak yang beliau ciptakan juga sering disiarkan di Radio BBC Mesir dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Mahmud Hamzawie.
Karya-karyanya telah banyak terbit di media-media yang bergengsi seperti Republika dan lain-lain. Beberapa karyanya fiksinya telah banyak diterbitkan seperti: Dari Lembah Sungai Nil; Hadiah Seribu Menara; Kado Milenium; Negeri Sarang Laba-Laba; Binatang Piaraan; Liku Luka Kau Kaku; Sungai yang Memerah; Penantian Perempuan; Risalah Para Pendusta; Aku, Lelaki Asing, dan Kota Kairo; Balada Cinta Majenun; Sepercik Cinta dari Surga; Memoar Luka Seorang TKW; Sekuntum Mawar dari Gaza; Dalam Sujud Cinta; Hasrat Waktu; Di Jari Manismu Ada Rindu; Lorong Kematian; Sinar Mandar; Jalan Pulang; Musyahid Cinta; Semesta Cinta; Penakluk Badai; Cahaya-Mu Tak Bisa Kutawar; Haji Backpacker; Air Mata Tuhan; Maha Cinta; Kidung Rindu di Tapal Batas; Patah Hati Terindah: Karena Cinta Adalah Allah; Peci Miring (Novel Biografi Gus Dur).
Tak hanya buku fiksi yang beliau ciptakan, karya nonfiksinya juga telah banyak diterbitkan antara lain: Kiat Asyik Menulis; Kisah-Kisah Inspiratif Pembuka Surga; Di Balik Fatwa Jihad Imam Samudra (bersama Isfah Abidal Aziz); Haji Backpacker, Sebuah Memoar 1; Haji Backpacker, Sebuah Memoar 2; Ensiklopedi Haji.
Ada beberapa buku terjemahan dan saduran dari Bahasa Arab yang juga telah digarapnya seprti: Islam-Negara-Agama; Menyingkap Rahasia Rukuk dan Sujud; 100 Wasiat Nabi; Spirit Al-Quran; Samudra Hakikat; Ashabul Kahfi; Ensiklopedi Sains Al-Quran; Menjadi Murid Sejati; Tasfir al-Jilani.
Sumber gambar: jagadbudaya.com
Penulis merupakan siswa kelas XII PK A MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik