Relasi Fisika dalam Alquran (Tinjauan Surat ar-Rahman Ayat 19-20)

Penulis: Cholis Rosyidatul Husnah*

Pengertian Fisika

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, seperti ukuran suatu benda, gaya, cahaya, bunyi, listrik dan magnet, serta lainnya. Seperti yang dikatakan Afzalur rahman (1992:17) ”fisika adalah ilmu alam yang menyelidiki fenomenanya terutama yang diamati dari benda-benda tak bernyawa”. Oleh karena itu, fisika diartikan ilmu yang mempelajari hubungan antara materi dan energi. Mempelajari ilmu fisika juga disebut mempelajari ilmu watak karena mempelajari ilmu fisika mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.  Menurut Prof. Achmad baiquni, MSc. PhD “fisika dinamakan juga ilmu “thobi’ah” yang dalam bahasa kita sehari-hari dapat disalin menjadi ilmu tabiat atau ilmu watak”.

(Baca juga: inilah keutamaan membaca sholawat nabi)

Hubungan Fisika dan Alquran

Seperti dipahami bersama, mukjizat merupakan kejadian luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah kepada para utusan-Nya sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya  dan bukti kerasulan mereka. Mukjizat ada yang bersifat material sehingga bisa diterima oleh panca indera, dan  dalam waktu tertentu yang terkesan melawan hukum alam yang ada. Namun, seiring dengan kemajuan pola berfikir manusia, perlahan tetapi pasti dapat dijelaskan secara filosofis maupun secara ilmiah.

Mukjizat semacam ini diturunkan oleh Allah kepada hampir semua utusan-Nya, termasuk kepada Nabi Muhammad SAW. Hampir setiap mukjizat sebenarnya memiliki sifat rasional. Kalaupun pada masa-masa awal kejadiannya terkesan bertentangan dengan akal, hal itu karena akal manusia belum mampu mencapainya. Tetapi pada saat ini satu persatu, mukjizat tersebut, bisa dibuktikan secara ilmiah melalui riset dan eksprimen.

Al-qur’an merupakan mukjizat yang bersifat abadi dan bersifat ilmiah yang sejatinya mengajak kepada setiap pembacanya untuk membahas, mengaji, mengkaji, dan meneliti ayat-ayat dalam rangka sebagai suatu ilmu. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Al-Qur’an mampu menegaskan kebenaran dan kesesuaiannya terhadap apa yang dihasilkan oleh penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang bersifat kontemporer setelah ratusan tahun ditemukan oleh para pakar dengan kajian, pembahasan, dan penalaran. Salah satu fenomena yang dihasilkan oleh para pakar tersebut adalah konsep-konsep fisika. Banyak konsep-konsep fisika yang tertuang dalam al-qur’an ternyata selama ini belum kesemuanya diteliti dan dijelaskan secara rinci tentang keterkaitannya dengan segala bentuk fenomena alam.

Tinjauan Surat ar-Rahman Ayat 19 dan 20

Allah berfirman dalam surat ar-Rahman ayat 19-20

مَرَجَ البَحْرَيْنِ يلْتقيانِ, بينهمَا برزخ لاَّيبْغيانِ

yang artinya “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa, sifat lautan yang saling bertemu, namun tidak bercampur satu sama lainnya, dan hal tersebut telah ditemukan oleh para ahli fisika kelautan. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan tegangan permukaan, air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding atau selaput tipis yang memisahkan mereka.

(Baca juga: puasa; upaya meneladani sifat-sifat allah swt)

Dalam buku yang berjudul al-Qur’an dan tafsir (1993:105) dijelaskan ayat-ayat ini menerangkan bahwa Allah mengalirkan air yang asin dan air yang tawar berdekatan yang kemudian berkumpul menjadi satu masing-masing tidak mempengaruhi yang tawar sehingga yang tawar menjadi asin dan yang tawar tidak memengaruhi yang asin sehingga menjadi tawar. Allah telah membatasi diantara keduanya dengan batas yang telah diciptakanNya dengan kekuasaanNya atau dibatasinya dengan batas yang berupa tanah.

Seperti yang telah dijelaskan dalam tafsir al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 19-20, maka dapat ditarik suatu kaidah tertentu tentang sifat dari laut, dalam hal ini zat cair, bahwa mereka bersama teliti tidak bercampur sati sama lainnya disebabkan oleh adanya tegangan permukaan sebagai akibat gaya kelistrikan pada molekul sejenis yang dikenal dengan gaya kohesi.Permukaan zat cair secara alami telah memiliki apa yang disebut tegangan permukaan.

Tetapi dengan hadirnya partikel-partikel ion positif dan negatif dalam cairan tersebut, akan memberikan pengaruh besar terhadap terbentuknya sifat lapis batas antara permukaan dua cairan. Ion-ion pada permukaan larutan, dengan adanya medan listrik lain didekatnya akan terdistribusi membentuk lapis ganda listrik (electrical double layer). Jika dua lapis ganda listrik saling mendekat satu sama lain, maka akan terjadi interaksi tolak menolak antara kedua permukaannya.

Hal ini menyebabkan kedua zat cair itu tidak dapat bercampur, tampak seperti ada pembatas antara keduanya. Fenomena inilah yang terjadi pada pertemuan arus laut mediterania dan lautan atlantik yang tak dapat campur, yang telah disyaratkan dalam al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 19-20. Subhanallah, maha besar Allah SWT dengan segala penciptaanNya.

Sumber gambar: quranaudio.info

Penulis merupakan alumni MA Unggulan Nuris Jember

Related Post