Pesantren Nuris – bertambah waktu Redaksi Majalah Nuris (MN) makin mengibarkan sayap kejayaannya. Organisasi kepenulisan legend di Pesantren Nuris Jember ini mampu bertahan mengikuti arus perkembangan zaman sehingga bisa kita lihat perkembangan pesat hingga kini. Salah satunya ialah dengan penerbitan yang konsisten dan bertambahnya anggota redaksi yang berkecimpung dalam majalah santri tersebut, baik dari kalangan mahasiswa maupun siswa.
Sebagai upaya pengembangan dan kaderisasi, redaktur Majalah Nuris melaksanakan diklat anggota redaksi baru usai mekanisme pendaftaran dan seleksi perekrutan anggota beberapa minggu lalu. Diklat terbagi menjadi dua tahapan yakni diklat ruang pada (Minggu,17/01/21) bertempat di aula gedung 16, dan diklat lapang pada (Minggu, 24/01/21) yang bertempat di GOR Nuris.
Diklat ruang diawali dengan sambutan ketua panitia Subhan Ainun Najib, salah satu timred Majalah Nuris, dan Ayu Novita Sari, Pimpinan redaksi Majalah Nuris. Dipandu oleh Husniatul Hasanah selaku MC, acara berjalan lancar. Diklat ini berisi sarasehan yang dilaksanakan tanpa via online seperti beberapa seminar sebelumnya, namun tetap menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
(baca juga: Ayo Kirim Tulisan Terbaikmu, Majalah Nuris Edisi ke-19 Mendatang Bertema Masa Depan Alumni Pesantren)
Acara ini diisi oleh pemateri berpengalaman, Ibnu Wicaksono, penulis buku: Bapak Puisi, Ibu Nove, Anak Pembatas Buku, alumni Sastra Indonesia, UNEJ. Diskusi materi berlangsung dengan penuh antusiasme peserta diklat yang menggebu-gebu. Tak hanya mendapat materi, peserta juga diajak untuk langsung praktik membuat karya.
Tak salah pilih, rupanya ilmu yang disalurkan pemateri berhasil diserap dengan baik oleh para peserta, hasil tulisan peserta pun diakui bagus. Acara semakin seru saat Ibnu memberikan buku karyanya pada salah seorang peserta yang membacakan puisi ciptaannya yakni, M. Najib siswa X TKR SMK. Diklat ruang berakhir dengan sesi foto bersama.
“Selamat datang Tim redaksi MN baru. Semoga ilmu yang sudah diterima dapat bermanfaat. Semoga selain menimba ilmu kalian juga dapat mengembangkan jiwa organisasi kalian. Jangan hanya menumpang nama, saya tunggu karya-karya terbaik kalian.” Ujar Ayu Novita Sari.
(baca juga: Apa Makna Santri Menurut Para Alumni Nuris)
Berbeda dengan diklat ruang, diklat lapang berjalan lebih seru dan asik. Berkonsep santai, para peserta memakai dress code kaos olahraga. Acara dimulai pukul 08.00 dengan pembawa acara Deli Annisa dan Rintan Setyo, siswi SMA Nuris Jember. Diawali dengan sambutan ketua panitia yang berpesan agar para peserta diklat enjoy dan menikmati acara pada minggu pagi ini. Peserta diklat dibagi menjadi dua tim, yakni tim putra dan tim putri untuk bersaing memperebutkan hadiah dalam game yang disiapkan.
Dimulai dengan saling melantunkan yel-yel oleh masing-masing tim, permainan pertama pun dimulai. Game tersebut yakni, joget balon yang dimenangkan oleh tim putra. Permainan kedua adalah estafet karet yang lagi-lagi dimenangkan oleh tim putra. Estafet tepung menjadi permaian di sesi ke tiga, kali ini tim putri lebih unggul dibandingkan putra.
Peserta diistirahatkan saat panitia sedang rapat persiapan permainan terakhir. Istirahat diisi dengan unjuk bakat para peserta, menyanyi dan tebak gaya. “Acaranya seru, selain dapat ilmu di diklat ini. Saya juga menjadi lebih akrab dengan teman-teman lainnya. “ ujar salah satu peserta diklat, Firoh, siswi kelas X MA Unggulan Nuris.
Acara dilanjut dengan permainan mencari koin dalam wadah berisi tepung. Permainan terakhir dimenangkan oleh tim putri. Akumulasi nilai menunjukkan nilai seri, kedua tim pun mendapat hadiah yang sama. Sebelum penutup panitia mengumumkan juara peserta diklat terbaik dan teraktif. Juara putra diraih oleh M. Najib siswa kelas X TKR SMK Nuris Jember, sedangkan juara putri diraih oleh Miftahul Aulia X IPA 3 SMA Nuris Jember. Acara pun ditutup dengan foto dan makan bersama.
“Selain untuk bersenang senang, acara diklat lapang ini juga bertujuan agar tim redaksi siswa dan mahasiswa baik yang baru maupun yang lama bisa lebih akrab sehingga rasa kekeluargaan lebih terasa. Karena MN bukan hanya suatu organisasi, tapi juga keluarga” ujar Subhan Ainun Najib, ketua panitia diklat.[red/deli]