Penulis: M. Izzul Aroby, *
Masih ingat dengan riuhnya persoalan Omnibus Law yang mengundang pro dan kontra hingga menyebabkan demo yang besar di berbagai daerah? Atau tentang peristiwa RUU KPK yang juga menimbulkan gejolak? Lalu bagaimana nasib narasi penolakan itu sekarang?
Pendiri Media Karnels Indonesia, Ismail Fahmi mengungkapkan dalam analisisnya bahwa narasi penolakan Omnibus Law di media sosial yang dikomando oleh aktivis dan mahasiswa cenderung terus menurun sejak bergaung hebat pada awal Oktober 2020 lalu. Sebaliknya, narasi tentang pro Omnibus Law terus bergulir dalam bentuk meme dan infografis.
Data tersebut menunjukkan bahwa aktivis dan mahasiswa cenderung sporadis, tidak cukup energi dan sumberdaya untuk melakukan aksi jangka panjang, sehingga saat ini narasi yang berkembang tentang Omnibus Law cenderung dikuasai oleh pihak pro.
Hengchen Dai dari Wharton School, University of Pennsylavania mengemukakan peneliannya bahwa setiap momen tahun baru terdapat Fresh Start Effect, yaitu orang-orang kerap membuat resolusi untuk untuk dicapai tahun depan, menulis target dengan semangat dan optimis target akan tercapai. Hal tersebut mungkin terjadi kepada Anda.
(baca juga: Tiga Tokoh Nahdlatul Ulama yang Membumi di Dunia Sastra Indonesia)
Lalu apakah resolusi Tahun Baru berjalan mulus? Riset dari University of Scranton menuliskan bahwa sebanyak 23% orang mundur dari resolusinya seminggu setelah tahun baru dan hanya 19% bertahan dan mewujudkan resolusinya dalam jangka panjang.
Belajar dari fenomena perjuangan penolakan Omnibus Law dan Fresh Start Effec bahwa suatu target tercapai membutuhkan stamina yang kuat dan sumber daya yang memadai dalam melakukan berjuang jangka panjang.
Belajar dari Mbah Sadiman, beliau merupakan seorang pejuang lingkungan tangguh yang mempunyai misi untuk menghijaukan lereng Gunung Lawu. Beliau bekerja senyap menanam lebih dari 11 ribu pepohonan di lereng Gunung Lawu mulai tahun 1996 hingga sekarang.
Berkat ketelatelan dan kerja panjang beliau, 250 hektar tanah Lereng Lawu menjadi hijau dan memberikan sumber mata air bagi warga sekitar.
KH Muhyiddin Abdusshomad dalam suatu maqalahnya dawuh, “salah satu kunci sukses adalah stabil dalam semangat”. Jika dibaratkan dengan perlombaan lari, mengejar impian adalah lari maraton yang membutuhkan waktu dan kekuatan yang stabil bukan lari sprint yang jangka pendek setelah itu selesai. Terus semangat dan pantang menyerah untuk mencapai resolusi 2021.
*penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris tahun 2017 dan lulusan Polije