Penulis: Haslina*
Ikrarku pada kening diri
Tatapan menuju hadapan bak kera sakti membidik mangsa dengan tongkatnya
Haluan tak kan berpindah walau adiratna memikat gairah sang pujangga
Hanya sebab satu kilah, yakin haruslah ada!
(Baca juga: rindu dalam garis lurus)
Kala anak panah tertancap, lunglailah sejuta khayal
Mengalahi hasrat sebatas halu belaka
Menyirat kemampuan tak biasa
Menyudahi impian yang tertera.
Namun, yakin haruslah ada!
Laksana perasaan anggur terkubur dalam rentang waktu yang tak jelas
Menjadikannya ancaman bagi cita dan cinta muara
Menggayang akal lantas mengayun kegundahan
Mengakar pada seluruh rangka tak bertulang.
Tapi yakin haruslah ada!
Anggur telah menjadi cuka
Sebatang dahan menjalar ranting dedaunan berbunga lalu berbuah
Menyuratkan juwita tiada tara
(Baca juga: seorang malaikat titipan Tuhan)
Menjadikan kebahagiaan bagi cita dan cinta muara.
Karena yakin haruslah ada!
Andai keraguan merenggut keyakinan tidak lah setonggak impian dapat merambat menembus nirwana.
Sebab, yakin haruslah tetap ada!
Jember, 19 Oktober 2020
Sumber gambar: merdeka.com
Penulis merupakan siswa MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler penulisan kreatif sastra