Puisi: M. Irfan Maulana*
/untuk R/
Tubuh logammu susut dalam tanah,
menetap dalam tatap.
Tapi aku berjajar rapi dalam kenangmu.
Kau yang masih bermuka kembar,
kelu nan gusar di genggam umpat.
Sedang aku lekat dalam ranjangmu.
Selamat Duka.
(Baca juga: gadis damar)
Barisan
hitungmu saatnya pudar,
jatuh menuju angan yang sunyi,
hingga esok, bumi akan makan tambangnya sendiri.
Untukmu tersisih,
Aku hanya titip,
jaga tubuhmu dalam kenang,
sebab detik berikutnya kau akan tenggelam
dalam tubuhmu sendiri.
Dan suatu malam,
kau menjadi lukis yang tangis,
yang berdansa di mata orang-orang. Dalam museum.
/i/
/untuk P/
Pulanglah
demi ibumu yang tenang,
melekat dalam tengadah Yang Maha Pulang.
(Baca juga: keyakinan muara)
Pergilah pada kembarmu
yang mati terkubur,
menjadi makam dalam kenang.
Jember, Oktober 2020
Sumber gambar: economy.okezone.com
Penulis adalah siswa MA Unggulan Nuris, aktif di kegiatan ekstrakurikuler Penulisan Kreatif Sastra