Penulis: Lubna Rahman*
Negeri ini ?
Di wilayah ini, tanah membentuk ribu kubu
Menyapa semesta pasir berserakan seharga emas
Melambai pada sebutir debu nan menumbuhkan lepak dedaunan
Menyuguhkan lumpur beranak berlian
Begitu pula kawannya, batu penyelimut harta Qarun yang terpendam
Ada pula garam yang setia pada air melahirkan juta spesies sisik dan
Tanah yang bekerja keras mengeluarkan peluh keringatnya
(Baca juga: seorang malaikat titipan tuhan)
Negeri ini ?
Kaya akan apa yang tidak ada
Mematri sifat Qarun dalam relung lalu memberinya tabir tak kasat
mata
Kau memandu laju negara agar tegak namun langkahmu menjerumuskanku
Kau mengagung-agungkan hukum negara namun kebijaksanaanmu memboikotku
Kau mengomposisi ayat-ayat negara agar beritme indah namun ritmenya merusak gendang telingaku
(Baca juga:anugrah tuhan)
Mengapa ?
Kau bilang patuhlah pada
Tuhan namun Tuhan kau jadikan pemungut receh demi receh
Kau jajakan pundi-pundi keberuntungan namun kau masih memainkan
ritmis
spekulasimu dimana-mana
Kau perintah aku bertata krama namun gerak- gerikmu meracuniku
Rezekimu berceceran di lautan namun tiap puingnya kau beri tipu
daya
Akrab pada sampah pun tak menjadi alasan, haus akan kuasa dunia
Mengapa ?
Kau yang bertampang kasih sayang namun darah dagingmu kau jadikan
tambang
pemuas ego
Kau yang mengais rupiah
malam namun kau bersaing demi tahta tanpa mahkota
Kau yang acap kali bersenda gurau namun tawamu menyimpan
persengitan kuasa
Kau yang selalu merasa benar namun egomu sendiri tak pernah kau
intip
Mengapa ?
Untuk apa ?
Kurang apa negeri ini ?
Tampak namun diacuhkan
Karena semua ego Qarun tanpa kepuasan
Sumber gambar: ratuprabuenergi.com
Penulis merupakan siswa kelas XI MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler penulisan kreatif sastra