Masih Kelas X sudah Hafal Nazam Kitab Alfiyah, Buah Ketekunan dan Kesuksesan Program MA Unggulan Nuris
Pesantren Nuris – MA Unggulan Nuris Jember benar-benar serius garap terobosan dengan program unggulan kitab kuning di tahun pelajaran 2021/2022. Terbukti, belum genap satu semester di awal tahun pelajaran, satu siswa terbaiknya sudah mampu menghafal 1000 bait nazam kitab Alfiyah karangan Ibnu Malik.
Remaja cerdas yang kini sukses menghafal 1000 bait nazam kitab Alfiyah tersebut yakni, bernama Muhammad Handika. Siswa yang kini duduk di kelas X PK 1 MA Unggulan Nuris Jember tersebut mampu menuntaskan hafalannya hanya dalam waktu yang terbilang singkat sekitar 3 bulan.
Atas capaian yang membanggakan ini, Handika, sapaan akrabnya di Pesantren Nuris Jember, mendapat penghargaan khusus dari anggota majelis pengasuh dan kepala MA Unggulan Nuris Jember yang diserahkan pada tanggal 08 September 2021 lalu. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi lembaga terhadap ketekunan dan kesuksesan siswanya dalam menyukseskan program unggulan kitab kuning di MA Unggulan Nuris.
(baca juga: Juara Nasional Pidato Bahasa Arab di Jawa Barat, Capaian Prestasi Siswa MA Unggulan Nuris Fantastis)
“Bersyukur dan bangga bisa mengkhatamkan hafalan nazam kitab Alfiyah ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya, kepada kiai dan pengasuh, serta para ustaz di MA Unggulan Nuris ini sehingga bisa mencapai titik ini. Semoga saya bisa istikamah dan terus meningkatkan kemampuan saya dalam mempelajari kitab turat.” Tukas Handika.
MA Unggulan Nuris Jember merupakan madrasah yang berbasis di Pesantren Nuris Jember memiliki komitmen terhadap output siswanya menjadi pejuang aswaja. Selain dikenal sebagai madrasah literasi dan madrasah riset, MA Unggulan Nuris berkomitmen mencetak generasi ulama yang berkemampuan dalam menguasai kitab turat atau dikenal juga kitab kuning.
Untuk menyukseskan program unggulan kitab kuning, MA Unggulan Nuris mewadahi para siswa dengan program keagamaan (PK) dengan model pembelajaran yang komprehensif dan terintegrasi antara pendidikan diniyah dan pendidikan formal. Para siswa di kelas PK akan mendapat materi kitab kuning secara intensif dan output-nya bisa baca kitab kuning, minimal kitab Fatkhul Qorib.[AF.Red]