Resensi Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar

Judul Buku                  : Surat Kecil untuk Tuhan
Penulis                         : Agnes Davonar
Penerbit                       : Falcom Publishing
Tahun Terbit                : 2016
Peresensi                     : Ahmad Zadun Naja*

Pada mulanya, penulis menuliskan kisah ini dalam sebuah cerita pendek yang diberi judul Anton dan Angle. Akan tetapi, dengan adanya dukungan dari seseorang yang menurutnya istimewa, akhirnya novel ini berubah menjadi novel inspiratif dan bermakna bagi pembacanya. Novel ini ditampilkan dalam bentuk bab demi bab.

Bab pertama, mengisahkan sepasang kakak dan adik bernama Anton dan Angle yang hidup di rumah cukup sederhana. Pada saat itu, mereka ditinggal pergi oleh orang tuanya untuk mencari uang pada kerabat mereka karena orangtuanya sedang terlilit hutang dari kreditur preman di perkampungan. Mereka dikejutkan dengan kedatangan bibinya yang bernama Feli dan pak RT yang membawa kabar bajwa Ayah dan Ibunya meninggal karena kecelakaan.

Anton dan Angle menangis tak percaya akan kejadian tersebut. Setelah kejadian tersebut, Bibi membawa mereka ke rumahnya untuk diasuh. Namun, selang beberapa minggu Anton dan Angle melarikan diri karena disiksa oleh Pamannya yang bernama Marcus. Mereka meninggalkan secarik kertas yang bertuliskan rasa terima kasih pada Bibi Feli.

(Baca juga: wiliam; sebuah novel keluarga karya risa saraswati)

Bab kedua, menceritakan kejadian setelah Anton dan Angle sukses dalam pelarian menuju rumah asal mereka. Namun, mereka dikejutkan dengan pemandangan aneh, ternyata rumah sederhana yang telah ditempatinya sudah rata tanah karena tanah rumah mereka merupakan tanah milik mereka. Akhirnya Anton dan Angle memutuskan untuk berdiam di kolong jembatan Layang.

Selang beberapa saat, muncul seorang tak dikenal dengan memakai tongkat sebagai alat bantu berjalan bernama Rudi. Ia menawarkan untuk tinggal di rumahnya. Awalnya si Anton menolak, tetapi bujukan demi bujukan dari adikny dan Rudi, akhirnya Anton menerima tawaran tersebut dengan syarat mereka akan pergi kalau om Rudy berlaku jahat. Di rumah Om Rudy, keduanya diberi makan dan tempat tidur masing-masing.

Selanjutnya, di bab ketiga mengisahkan Anton dan Angle yang dikenalkan dengan anak-anak lainnya. Setelah sarapan, satu persatu dari anak-anak disana keluar rumah. Setelah jam 7 malam mereka kembali lagi untuk makan malam. Om Rudy kembali duduk di meja kecilnya dan anak-anak satu per satu menghampirinya serta menaruh sesuatu dalam kantong yang telah disiapkan di atas meja. Hal tersebut membuat Anton dan Angle terkejut.

Mirna salah satu anak perempuan bertanya pada mereka tentang uang hasil kerja mereka. Mulai dari situlah, kakak beradik tersebut melakukan hal yang sama dengan anak-anak lainnya dengan meminta bantuan pada Om Rudy untuk mengajarinya. Kabar gembira bagi Mirna yang mereka kenal tadi karena dia mendapatkan orang tua angkat baru. Hal tersebut membuat kakak beradik tersebut semakin semangat untuk bekerja.

(Baca juga: tiga sub tema wakili perasaan hati sang pujangga)

Bab keempat, menceritakan tentang om Rudy yang semakin hari semakin aneh. Dia makin gampang marah ketika setoran uangnya menurun , namun hatinya luluh lagi jika anak-anak menyetorkan banyak uang. Pada suatu hari, di tempat Antol dan Angle mencari uang, mereka menemukan sahabat baru yang baik bernama Wira. Dia bahagia sekali melihat Anton dan Angel menyanyi di lampu merah.  Akan tetapi Wira terjangkit penyakit Jantung dan harus dirujuk ke Singapura serta harus mendapat donor jantung dari orang lain. Dokter lalu membisikkan sesuatu ke telinga Ayah Wira, agar dia dicarikan donor jantung di pasar gelap.

Pada bab kelima, mengisahkan Anton dan Angle  yang tidak lagi bertemu dengan Wira di lampu merah. Selang beberapa harim akhirnya mereka bertemu dengan Wira lagi dan dia mengajak Anton dan Angle jalan-jalan menuju taman. Mereka membeli balon untuk menerbangkan harapan pada Tuhan.  Di lain tempat, Om Rudy yang selama ini bersikap baik ternyata menyimpang kebohongan besar kepada anak-anak yang ditampungnya. Ia berkedok sebagai pencari orang tua asuh bagi anak-anak jalanan. Ternyata ia memanfaatkan sebagai mata pencahariannya di dunia pasar gelap organ tubuh manusia.

Ketika itu, Om Rudy menerima telepon misterius dari seseorang yang membutuhkan dengan segera donor jantung anak-anak usia 8-10 tahun dengan kondisi bagus. Singkat cerita, akhirnya Anton dibohongi oleh Om Rudy yang katanya mendapat orang tua angkat baru yang mau membiayai administrasi pengobatan Angle, tetapi malah sebaliknya. Anton dibawa ke klinik tak dikenal dan biaya Angle tidak diurusi. Pada akhirnya Anton meninggal karena diambil jantungnya. Sementara Angel divonis gagar otak sementara.

Biaya pengobatannya ditanggung oleh pasangan suami istri bernama Edward dan Soraya yang dulu pernah janji kepada Om Rudy untuk membayarnya. Angel pun diadopsi oleh pasangan suami istri tersebut dan setelah Angel sadar dia tidak ingat apa-apa bahkan dia tidak ingat namanya sendiri. Sepasang suami istri tersebut membawa Angel ke Australia untuk menjalani kehidupan baru.

Dilanjutkan pada bab ketujuh yang mengisahkan Angel sudah mahir berbahasa Inggris. Tetapi suatu hari, saat dia asik-asiknya bermain, Angel terjatuh dan kepalanya membentur batu.  Soraya dan suaminya un berlari menemuinya. Singkat cerita, tiba-tiba ingatan Angel kembali, tetapi Soraya dan Edward tidak ingin menceritakan semua yang terjadi, mereka hanya berjanji untuk mengajaknya ke tempat kakaknya. Pada suatu hari Angel tau, bahwa ternyata Kakak yang selama dicarinya sudah meninggal. Angel pun sudah tumbuh menjadi gadis cantik sebagai seorang pengacara.

Di bab ke delapan, Angel bertemu dengan Wira lagi karena Wira ingin mengembalikan bukunya yang tertinggal di kereta ketika mereka pertama kali bertemu. Singkat cerita, Wira pun melamar dan ingin menikah dengan Angel, tetapi Angle menjawab jika setelah tugasnya selesai untuk menegakkan keadilan di Indonesia dan akhirnya Angel pun tiba di Indonesia lebih tepatnya di Jakarta yang menurutnya menyimpan kenangan pahit di dalamnya.

Kemudian, pada bab Sembilan, Angle menemukan seorang anak kecil bernama Maria. Gadis tersebut dalam keadaan lemas, akhirnya dia terkena DBD. Dia mengaku dipekerjakan oleh seseorang bernama Rudy. Angle terkejut, ternyata Om Rudy masih saja kejam bahkan lebih kejam. Akhirnya masalah pekerjaan om Rudy dibawa ke meja hijau. Maria dijadikan saksi. Setelah melakukan persidangan, akhirnya Angle menceritakan masa lalunya pada hakim. Om Rudy pun akhirnya mengakui kesalahannya dan divonis penjara seumur hidup.

sumber gambar: m.inkuiri.com

Penulis merupakan alumni MA Unggulan Nuris 

Related Post