Dilarang Berputus Asa dalam Belajar

Dilarang Berputus Asa dalam Belajar

لاَ تَيْأَسَنْ مِـــنْ رَّحْمَةِ الْـــعَلِيْمِ           وَإِنْ تَعَلَّمْتَ بَطِيْئَ الْــــــفَهْمِ

Jangan putus asa kalau tak mengerti

terus belajar dengan sepenuh hati

بَلْ جِـــــــدَّ فَالْعِلْمُ بِجِدٍّ لاَ بِجَدّ           تَنَالُهُ وَقِيْلَ مَـــنْ جَدَّ وَجَـــدْ

Ilmu diraih oleh orang yang rajin

 tak peduli orang kaya atau miskin

Syarah:

Kadang kala, murid yang rajin belajar tiba-tiba menjadi malas hanya karena tidak dapat memahami salah satu materi pelajaran, atau karena materi tersebut terlalu sulit baginya. Dalam kondisi yang demikian itu dia harus tetap membangkitkan semangat belajarnya. Jangan sampai putus asa dari kasih sayang Allah Swt.

(baca juga: Mencintai Ahlul Bait secara Proporsional)

Hanya orang-orang yang tidak beriman yang gampang berputus asa, karena mereka tidak meyakini akan kemahaluasan samudera kasih sayang Allah Swt. Firman Allah Swt.:

وَلاَ تَيْئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللهِ، إِنَّهُ لاَ يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُوْنَ (سورة يوسف: 87)

Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan orang-orang yang tidak beriman (Qs. Yûsuf: 87).

Allah Swt akan memperhatikan dan memberikan balasan sesuai dengan kadar usaha seseorang untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Allah Swt tidak akan menyia-nyiakan amal dan usaha hambaNya, oleh karena itu ketika Allah Swt melihat seorang hamba yang sangat giat berusaha, mengharap dan berdoa kepadaNya, pasti Allah Swt akan membantu dan memberikan anugerahNya. Sebaliknya apabila Allah Swt melihat seorang bermalas-malasan apalagi berputus asa, tidak mustahil dia akan ditinggalkan Allah Swt atau tidak mendapatkan rahmat Allah Swt.

Itulah sebabnya ilmu itu harus diperoleh dengan keseriusan, ketekunan, dan kesungguhan. Ilmu Allah Swt bukan barang warisan sehingga tidak bisa diperoleh hanya mengandalkan keturunan. Biarpun keturunan orang alim atau profesor-doktor, seseorang akan tetap dalam kebodohan jikalau ia malas belajar. Maka, hendaklah kita tidak bermalas-malasan ketika menuntut ilmu; apalagi berputus asa.

Kata Sayyid Muhammad ibn Alawi al-Maliki:

الْمَشِيْخَةُ لَيْسَتْ بِالْوَرَثَةِ، وَإِنَّمَا بِالتَّعَلُّمِ وَالطَّلَبِ

Menjadi seseorang yang alim bukan dengan warisan, akan tetapi dengan belajar dan menuntut ilmu” (Istikhraj Al Laali Wa Al Almas. hal. 55) [AF.Editor]

*terjemahan Kitab Tarbiyatus Shibyan oleh KH. Muhyiddin Abdusshomad, Syaikhul Ma’had Pesantren Nuris Jember

Related Post