Penulis: Abd. Halim, W.H.*
Al-Fatihah merupakan nama surat pertama dalam urutan surat pada mushaf al-Qur’an yang berarti “pembuka”: pembuka rejeki, pembuka ilmu, pembuka hati yang dirundung nestapa, dan pembuka apa pun lainnya yang sedang tertutup dan terkunci. Selain sebagai salah satu bacaan wajib yang diulang-ulang dalam salat ( as-sab’ul matsânî ), ia juga bisa dibaca untuk keperluan dan tujuan apa pun dalam kehidupan (tujuan dan niat yang baik-baik tentunya), sebagaimana disebutkan:
سُوْرَةُ الْفَاتِحَةِ لِمَا قُرِئَتْ لَهُ
“Surat al-Fatihah tergantung (niat dan tujuan) untuk apa ia dibaca”
Secara tulisan, jika dihitung, ia berjumlah 19 huruf. Angka yang sangat istimewa dan ternyata merupakan angka kunci dalam pembagian kata-kata tertentu dalam al-Qur’an, yang merupakan bagian dari sekian kei’jazan al-Qur’an dari aspek kebahasaan. Jumlah 19 huruf itu sejatinya juga merupakan satu dari sekian rahasiaNya, yang mana jika ditinjau dari aspek gramatika Arab, pada kata ‘ismi’ dalam kalimat ‘Basmalah’ itu tidak terdapat huruf ‘alif’, yang sepintas seakan menyalahi kaidah, namun hakikatnya di sanalah letak rahasia agungNya. Tidak seperti yang terdapat pada beberapa tempat dalam ayat al-Qur’an, seperti QS. Al-Waqi’ah (56): 73 dan 96, QS. Al-Haqqah (69): 52, dan QS. Al-‘Alaq (96): 01, yang mana lafazh ‘ismi’ pada ayat-ayat tersebut terdapat huruf alif nya (اسم).
(Baca juga: cara allah mensyariatkan puasa bagi umat beriman)
Seluruh kitab Samawî yang diturunkan kepada para Nabi itu terangkum dalam mushaf al-Qur’an. Isi al-Qur’an terangkum dalam surat al-Fatihah. Intisari dari surat al-Fatihah itu terdapat pada kalimat Bismillâhirrahmânirrahîm. Dan inti dari semuanya terdapat pada Bâ’ nya kata Bismi: Bî kâna mâ kâna, wa bî yakûnu mâ yakûnu (sebab akulah (Allah) ada apa yang telah ada, dan sebab akulah (Allah) ada apa yang akan ada). Gusti Allah adalah Musabbibul asbâb (Dzat Pencipta segala sebab).
Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa dalam perjalanan Nabi ketika dimi’rajkan (naik) ke langit hingga ke Sidratil Muntaha, beliau diperlihatkan banyak hal oleh Allah Swt., hingga isi Surga dan Neraka. Di Surga terdapat 4 sungai yang mengalir ( tajrî min tahtihal anhâru ), yang oleh Malaikat Jibril (sebagai pendamping Nabi Saw. waktu itu) kemudian ditunjuki tempat bermuaranya mengalir kemana, yakni ke telaga Kautsar (innâ a’thainâkal kautsar… ).
Malaikat Jibril lalu juga menjawab rasa penasaran Nabi tentang sumber 4 air sungai tersebut, yang ternyata bersumber dari 4 huruf dari Bismillâhirrahmânirrahîm: dari huruf Bâ’ nya kata Bismi, Hâ’ nya kata Allâhi, Mîm nya kata ar-Rahmâni, dan Mîm nya ka ar-Rahîmi.
(Baca juga:menyambut bulan berkah ramadan dengan hati yang bersih)
Semoga kita dianugrahi kesempatan untuk meneguk air-air tersebut dengan sebab istiqamah membaca dan mengamalkan surat al-Fatihah. Yang mana, siapa pun yang pernah meneguknya, tidak akan pernah merasakan haus selama-lamanya.
Penulis merupakan Khâdim di program Tahfizh Nuris Jember