Syawal: Bulan Paling Berkesan Bagi Rasulullah SAW

Penulis: Masykur Azka*

Syawal itu istimewa. Bagi siapa? Ya siapa saja. Bagi Rasulullah, saya, anda dan semuanya. Bagi Rasulullah bulan Syawal merupakan salah satu bulan paling berkesan, seputar romantisme dalam hidup. Memori membangun cinta, membangun rumah tangga. Dan lagi, dalam tinta sejarah juga tercatat, torehan-torehan kisah heroik juga pernah terjadi di bulan Syawal. Tentang peperangan Rasulullah dan para sahabat melawan ashabul kuffar.

Dalam beberapa literatur sudah tercatat ada beberapa peristiwa bersejarah bagi Rasulullah saw. di bulan Syawal.

Pertama, Pernikahan Rasulullah saw. dengan Sayyidah Saudah binti Zam’ah.

Dalam kitab Ar-Rohiqul Makhtum disebutkan bahwa setelah Sayyidatina Khadijah wafat, Rasulullah menikahi Saudah binti Zam’ah. Dia adalah seorang wanita yang telah lama memeluk Islam. Bersama suaminya Sakran bin Amr ia mengikuti Rasulullah SAW hijrah pada rombongan kedua ke negeri Habasyah. Setelah Sakran bin Amr meninggal, Rasulullah SAW menikahinya. Pernikahan tersebut terjadi pada bulan Syawal tahun 10 bi’tsah (kenabian). Tahun bi’tsah atau tahun kenabian adalah tahun yang dihitung dari masa diangkatnya Muhammad menjadi nabi, menggantikan nama tahun yang di pakai sebelumnya yaitu tahun Fiil (tahun gajah), yakni tahun yang dihitung dari invasi Abrahah dari Yaman ke Makkah untuk menghancurkan Ka’bah.

Penamaan tahun bi’tsah tidak di pakai lagi setelah perhitungan tahun umat Islam menggunakan momen hijrahnya Rasulullah SAW ke Yatsrib (Madinah al- Munawwaroh) yang di tetapkan oleh khalifah Umar bin Khattab dengan sebutan tahun Hijriyah. Sayyidah Saudah inilah wanita pertama yang dinikahi Rasulullah SAW setelah wafatnya istri pertama yaitu Sayyidah Khodijah al-Kubro.

Kedua, Pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Selang beberapa waktu, juga masih di bulan Syawal – sebelum hijrah- Rasulullah SAW menikahi Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq. Karena saat dinikahi usia Sayyidah Aisyah masih sangat belia, Rasulullah SAW masih belum hidup bersamanya. Sayyidah Aisyah masih bersama kedua orang tuanya sampai tiga tahun pasca pernikahannya dengan Rasulullah SAW.  Setelah sama-sama Hijrah ke Madinah barulah hidup bersama Rasulullah SAW.

Menurut penuturan Sayyidah Aisyah ra, pernikahan Rasulullah SAW dengan dirinya terjadi pada bulan Syawal dan di bulan Syawal juga beliau memulai hidup serumah dengan Rasulullah SAW. Seperti dalam Hadis riwayat Imam Muslim :

عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ  قَالَتْ : تَزَوَّجَنِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ شَوَّالٍ وَ بَنَى بِيْ فِيْ شَوَّالٍ.

Dari Urwah dari Aisyah yang berkata : “Rasulullah SAW menikahiku pada bulan Syawal, dan mengumpuliku juga pada bulan Syawal”. (HR. Imam Muslim)

(baca juga: Puasa Syawal sama dengan Puasa Setahun)

Selain itu, dalam upaya pengembangan Islam, tantangan dalam bentuk peperangan beberapa kali telah terjadi. Bukan hanya dari kafir Makkah, kaum Yahudi dan Nasrani pun beberapa kali memberikan tantangan secara frontal.

Dalam beberapa jejak sejarah yang terekam oleh pakar sejarah. Kaum muslimin pada awal dakwahnya selalu bertahan dengan metode dakwah defensif. Secara terus menerus mendapat perlakuan dholim nan keji, baru setelah 13 tahun berlalu pada tahun kedua Hijriyah kaum muslimin di ijinkan oleh Allah SWT untuk angkat senjata. Itupun dengan catatan tidak boleh mendahului atau menyulut terjadinya peperangan.

Selama sepuluh tahun di Madinah, Rasulullah SAW memimpin perang secara langsung sebanyak 27 kali. Enam kali di antaranya terjadi pada bulan Syawal, yaitu:

Satu, Perang Bani Qaynuqa, terjadi pada hari Sabtu, pertengahan bulan Syawal tahun ke dua Hijriyah.
Kedua, Perang Uhud, terjadi pada hari Jum’at 6 Syawal tahun ke tiga Hijriyah.
Ketiga, Perang Hamraul Asad, terjadi pada 8 Syawal tahun ke tiga Hijriyah. Perang ini merupakan perang lanjutan dari perang Uhud.
Keempat, Perang Khandaq, perang yang dimotori oleh Salman al-Farisi ini terjadi pada bulan Syawal tahun ke lima Hijriyah.
Kelima, Perang Hunain, terjadi pada 6 Syawal tahun ke 8 Hijriyah.
Keenam, Perang Tha’if, terjadi pada bulan Syawal tahun ke delapan Hijriyah dan perang ini merupakan kelanjutan dari perang Hunain.

Ini bukti fakta sejarah yang di alami oleh Rasulullah SAW yang telah abadi dalam paradigma sejarah kita. Sekarang tinggal giliran kita menorehkan tinta sajarah kehidupan kita pribadi di bulan Syawal. Entah itu Seputar perjuangan hidup, meniti karir atau malah sukses mendapatkan pasangan hidup pada momen reuni dan silaturrahim ke sanak saudara. Wallahu a’lam.         

Sumber: Ar-Rohiqul Makhtum, Shohih Muslim dan Lainnya

*penulis adalah alumni Pon.Pes Al-Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah

Related Post