Penulis: Alya Latifatul F.*
S elepas anak senja turun dan menggerogoti waktu
I nsan-insan pun mulai lupa, pada secangkir syariat yang mulai piatu
T entang seporsi prosedur yang sekarang berlalu seperti sepotong angin
I ngat atau tidak bahkan cerita nyata seorang wanita dahulu kala hanyalah sekedar legenda semata
(baca juga: Sajak kepada Guru
M alam ini rasanya aku ingin tidur di pipimu, pula saraf otakmu
A kankah naluri seorang perempuan yang terlelap dalam kuali api itu mampu meracuni mimpimu
S yukur-syukur Noni Noni KW yang berkeliaran di koridor malam telanjang itu sadar
Y a bahkan nyatanya, rambut yang terurai, badan yang ramping, dan paha yang serupa bengkuang
I tu disajikan hangat lengkap dengan pramusaji, tanpa berfikir tentang alamat sabda kanjeng Nabi
T entunya hal semacam itu membuat si penyisir rambut putri Fir`aun itu sangat jengkel
O h betapa tidak, mereka mungkin sudah lupa pada kisah pemberontakanku kepada tuhan yang semu
H asilnya merekapun tidak tahu hidangan apa yang hendak mereka persembahkan kepada sang pencipta.
*penulis adalah alumnus MA Unggulan Nuris tahun 2022