Luar Biasa! Alumni SMK Nuris Jember, Jadi Dosen di UIN Khas Jember
Pesantren Nuris- Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting yang harus ada dalam kehidupan bernegara. Dengan pendidikan maka kualitas sumber daya masyarakat di Indonesia akan semakin meningkat. Tidak ada kata lain selain dalam suatu negara dapat dikatakan berkualitas, hal itu berasal dari kualitas pendidikannya. Dengan demikian, pendidikan menjadi hal terpenting dalam meningkatkan kualitas suatu bangsa.
Seorang santri pun tidak hanya belajar ilmu agama saja, santri juga harus belajar ilmu dunia, karena saat ini pendidikan menjadi hal terpenting dari perkembangan jaman. Apalagi dengan perkembangan zaman saat ini yang serba teknologi maka seorang santripun harus menguasai hal tersebut untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Tidak hanya dalam dunia kepesantrenan seorang santri haruslah balance dalam menggali ilmu, baik di pesantren maupun di lembaga formal, santri juga bisa melanjutkan studi dan sarjana hingga doctor. Hal inilah menjadi suatu kelebihan dari santri sendiri yang mana dengan santri memiliki 2 komponen sekaligus yakni dalam dunia kepesantrenan dan juga dalam dunia pendidikan formal.
(Baca juga: raih-predikat-sarjana-pendidikan-geografi-alumni-nuris-ini-langsung-abdikan-diri-di-lembaga-pendidikan)
Dalam perkembangan zaman saat ini semakin banyak santri yang menjadi pelopor pemikiran masyarakat negara. Santri dapat menyeimbangkan pendidikannya dengan berbagai masyarakat-masyarakat berlebel non pesantren. Seperti alumni Pondok Pesantren Nuris yang kini sudah menjadi dosen di UIN KH. Achmad Siddiq Jember, Dr. Ainul Churria Almalachim, S. Ud., M. Ag.
Dari latar belakang status pendidikan lembaga SMK dengan kuliahnya ingin mengambil jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir. Menurutnya status lulusan itu tidak berpengaruh ketika nantinya ingin melanjutkan ke dunia perkuliahan, apalagi ketika sudah dalam naungan pesantren pastinya santri tidak akan lepas dari pendidikan keagaaman yang ada di pesantren. Dari situlah, bekal yang didapat dari pesantren dapat dilanjutkan dalam dunia perkuliahan dengan mengambil program studi Ilmu al-Quran dan Tafsir.
Hal yang membuat sosok Ilma melanjutkan kuliah sampai S3 (Doktor) adalah menganggap bahwa pendidikan itu sangatlah penting, mulai dari zaman dahulu hingga saat ini yang memiliki posisi terpenting dalam diri seseorang itu yakni pendidikan. Dengan pendidikan yang tinggi maka orang tidak akan direndahkan hal tersebut manjadi salah satu tujuan untuk memiliki kehidupan yang mapan dan tertata. Dalam prosesnya mulai dari sarjana hingga doktor banyak lika-liku yang diperoleh hingga cacian yang membuat semua itu menjadikan dirinya lebih bersabar dan ingin membuktikan bahwa bisa lebih dari orang lain. Hal ini juga yang menjadikan api semangat tersendiri baginya ketika ingin menggapai cita-cita setingi langit.
Prestasi yang didapat oleh Ilma juga cukup memuaskan, menjadi lulusan dan skripsi terbaik Fakultas Ushuludin Adab & Humaniora dengan IPK cumlaude 3,86 yakni pada tahun 2015 ketika menjadi lulusan sarjana (S1). Kemudian di susul dengan lulusan tercepat dan termuda pascasarjana di UIN Sunan Ampel Surabaya dengan IPK 3,67 yakni hanya ditempuh selama 1 tahun 4 bulan pada tahun 2017. Dan untuk gelar doktor menjadi lulusan doktor termuda pascasarja UIN Sunan Ampel Surabaya dengan IPK cumlaude yakni 3,77 di tahun 2022 pada saat ini berumur 29 tahun.
Prinsip hidup yang ia terapkan adalah hanya dengan selalu ingat kepada Allah Swt yaitu sholawat, doa, ikhtiar, usaha dan tawakal. Dengan demikian, menjadikan dirinya menjadi manusia yang menerima kehendak Alah Swt. Terkadang Allah Swt lebih tau apa dibutuhkan hambaNya dibanding dengan yang diinginkannya. Hal tersebut manjadi pondasi kuat dalam menginginkan suatu hal agar tetap ingat kepada Sang Maha Esa.
Dengan demikian janganlah berputus asa dalam menggali ilmu terus menerus, karena sampai kapan pun ilmu akan selalu dipakai dan tidak pernah ada ruginya ketika kita mencari ilmu. Pendidikan itu penting, dengan berpendidikan hal tersebut menjadi pondasi kuat untuk membangun kehidupan di masa depan. Santri jangan kalah juga dengan orang lain yang tidak pernah hidup di pondok pesantren. Santri itu harus balance antara ilmu agama dan ilmu formal dalam artian santri juga harus bisa menjadi pemikir kreatif negara yang beriman.[Red.AyuAzmi]