Lestari Pesantrenku

Penulis: Ahmad Nafisal Mahfud*

            Pondok Pesantren Nurul Qornain, siapa yang Sebuah pondok yang terletak di sebelah barat Kota Semarang, yang lebih tepatnya terletak di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kandal, Provinsi Jawa Tengah. Sebuah pesantren yang terkenal dengan kebersihannya  dan bangunannya yang megah, serta tertata sangat rapi. Dan juga memiliki ribuan santri yang berasal dari seluruh pelosok Nusantara, dari Sabang sampai Merauke. Bahkan ada juga yang berasal dari Mancanegara, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

*****

            Pada suatu hari, Gus Aab salah satu pegasuh pondok pesantren Nurul Qornain, merasa marah sekali, karena beliau melihat banyak sekali sampah plastic dan sisa makanan berserakan di depan kantin dan di sebagian halaman asrama. Tidak biasanya hal seperti ini terjadi.

“Mungkin hal ini disebabkan karena para santri yang baru saja kembali dari rumah mereka masing masing setelah seblulan mereka menikmati liburan di rumah. Dan maklumlah mereka masih belum mengetahui tata tertib yang ada di pesantren ini” ujar Gus Aab di dalam hati. Beliau tidak tinggal diam. Beliu langsung memberitahukan hal kepada Ustad Shodiq selaku ketua asrama, agar dengan segera menindak lanjuti hal tersebut. Kemudian ustad Shodiq pun segera menyuruh Amad salah satu santri aliyah di pesantren ini, beserta teman temannya agar membersihkan tempat tempat yang kotor tersebut.

Rapat dadakan pun digelar untu menindak lanjuti kejadian tersebut. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Gus Aab.

            Setelah rapat selesai, para pengurus mengumumkan bahwa para santri diharapkan untuk berkumpul di aula pesantren. Tujuan dikumpulkannya para santri ini adalah untuk menegaskan ulang tata tertib yang ada di pesantren ini.

“Marilah kita senantiasa   menjaga lingkungan pesantren kita ini. Jika pesantren kita bersih, maka kita akan merasa nyaman dan akan betah tinggal di pesantren ini, dan juga semua orang yang memandangnya juga merasa nyaman. Tidak sebaliknya, jika lingkongan pesantren kita kotor, maka kita tidak akan merasa nyaman dan pasti tidak akan betah tinggal di pesantren ini, dan juga semua orang yang melihatnya pasti akan merasa terganggu. Bukannya islam mengajarkan kepada kita bahwa kebersihan itu sebagian daripada iman. Jadi, apabila kita tidak menjaga kebersihan pesantren kita, maka iman kita masih belum sempurna. Maka dari itu kita harus senantiasa menjaga kebersihan kapanpun dan dimanapun kita berada” jelas Ustad Shodiq di hadapan para santrinya.

            Akan tetapi keesokan harinya, masih ada saja sampah yang berserakan.
“Mungkin para santri baru ini masih belum terbiasa dengan membuang sampah pada tempatnya” ujar Gus Aab di dalam hatinya dengan nad gelisah.
            Pagi hari seusai sholat subuh berjamaah, Gus Aab memberikan informasi bahwa nanti pada pukul 7 pagi akan diadakan seminar motivasi yang bertemakan “Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan” yang akan diadakan di aula pesantren. Dengan pemateri  Bapak Sis Maryono Teguh atau biasa kita sebut dengan Bapak Mario Teguh.

            Jam menunjukkan pukul 06.45, aula pesantren mulai dipenuhi oleh para santri. Sangat antusias sekali para santri untuk mengikuti acara seminar tersebut, karena jarang jarang acara seminar seperti ini diadakan di pesantren ini. Apalagi pemateri dari seminar ini adalah seorang motivator nomer satu di Indonesia.

            Seminarpun dimulai, semua santri mendengarkan pemateri dengan penuh antusias. Saat dibuka sesi tanya jawab, banyak sekali santri yang mengacungkan tangannya dan ingin bertanya. Akhirnya Bapak Mario Teguh menunjuk salah satu santri kecil yang ada di depannya.

“Pak, apakah lingkungan yang bersih itu berpengaruh terhadap cara belajar kita?” Tanya seorang santri baru tersebut.

(baca juga: Anyaman Kematian yang Melarung Nyawa)

“Tentu saja sangat besar pengaruhnya. Sekarang begini, apakah kalian selama ini belajar dalam keadaan lingkungan di sekitar kalian kotor membuat kalian nyaman?” tanya Bapak Mario Teguh kepada seluruh santri.

“Tidak pak” jawab mereka dengan serentak.

“Nah maka dari itu, lingkungan yang kotor itu sangat berpengaruh terhadap belajar kalian. Sebenarnya, bukan tentang tugas yang banyak hinngga kalian malas untuk mengerjakannya, tetapi lingkung yang kotor itulah yang sebenarnya membuat kalian menjadi malas. Coba dengan lingkungan yang bersih, pasti belajar kalian juga akan menjadi nyaman. Yaitu karena bau yang semula tidak enak menjadi bau yang nyaman, udara yang semula panas menjadi sejuk dingin. Maka dari itu kalian sebagai seorang santri, yang dimana santri itu adalah titisan para kyai, dan santri itu adalah titisan para wali harus dapat mengamalkan ajaran islam secara sempurna. Kalau bukan santri yang memberikan contoh, siapa lagi. Dan juga agama islam sangat menganjurkan kepada umatnya, betapa pentingnya menjaga kebersihan.” jelas Bapak Mario Teguh.

“Lalu, bagaimana bagaimana caranya pak, kalau masih banyak para santri yang kesadarannya masih kurang akan kebersihan?” tanya salah sat santri aliyah.

“Ya coba mulai dari diri kalian masing masing terlebih dahulu, nanti juga akan banyak dari teman teman kalian yang akan sadar akan pentingnya kebersihan” terang bapak tersebut. Setelah seminar selesai, para santri segera kembali mengerjakan aktivitas sebagaimana biasanya.

            Selang beberapa hari setelah diadakannya seminar tersebut, banyak perubahan yang terjadi di pesantren tersebut. Yaitu mulai dari halaman asrama yang selalu bersih, dan juga kamar para santri. Meskipun ada saja kamar yang masi terlihat kurang bersih dan kurang rapi, yaitu kamar Al Maliki dan kamar Al Bayaqi kedua kamar yang terletak di paling pojok sendiri dan sering diberi peringatan oleh para pengurus asrama. Di dalam kedua kamar tersebut, masih saja terdapat baju baju yang berserakan, sampah sampah di belakang pintu kamar. Hal itu disebabkan karena para penghuni kamarnya yang masih kurang sadar diri akan untuk melaksanakan piket kebersihan kamar. Akhirnya para pengurus segera mencari solusi. Setelah diadakan rapat pengurus yang dipimpin oleh Gus Aab, akhirnya mereka menemukan solusi yang tepat. Solusi tersebut adalah akan diadakannya lomba kebersihan, yang akan digelar minggu depan yang bertepatan dengan Hari Santri Nasional.

            Untuk mengadakan lomba tersebut, para pengurus bekerjasama dengan Organisasi Santri Intra Pesantren yang biasa mereka sebut dengan OSIP. Mereka mempersiapkannya dengan sangat matang, dan juga membentuk pengurus pengurus acara tersebut. Malam hari seusai sholat maghrib berjamaah, Ustad Shodiq selaku ketua asrama, mengumumkan kepada seluruh santri santrinya.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hamdan washolatan waba’duh. Sehubung dengan adanya Hari Santri Nasional pada hari Minggu tanggal 22 Oktober besok, bahwasanya akan di adakan lomba kebersihan pondok. Lomba ini diadakan atas usulan langsung dari pengasuh. Karena sangking inginnya beliau untuk membiasakan santrinya berperilaku bersih. Dan hadiah yang didapatkan apabila memenangkan lomba ini sangat besar sekali. Dan hadiah tersebut masih di rahasiakan oleh pengasuh. Maka dari itu marilah kita bersemangat untuk mengikuti lomba tersebut. Dan hadiah tersebut akan di berikan langsung oleh pengasuh pada malam harinya secara  langsung” kata Ustad Shodiq.

“Kira kira hadiah apa yaa yang di berikan oleh pengasuh” tanya para masing masing santri kepada teman sebelahnya.  

            Tanggal 22 Oktober pun telah tiba, hari yang telah ditunggu tunggu para santri untk memenangkan lomba kebersihan tersebut. Setelah para santri mengikuti upacara hari santri, para santri bergegas kembali ke kamarnya untuk mempersiakan lomba tersebut. Lomba pun dimulai dan akan diberi waktu sampai adzan zhuhur berkumandang. Para santri dengan semangat membersihkan kamar mereka masing masing. Mulai dari menyaapu, mengepel, menambahkan hiasan hiasan pada dinding kamar mereka, dan bahkan ada juga santri yang menghias kamarnya dengan menggunakan tulisan kaligrafi. Dan sebagian santri juga ada yang membersihkan halaman kamarrnya.

            Saking semangatnya para santri membersihkan kamarnya, tak terasa adzan zhuhur telah berkumandang, akhirnya mau tidak mau para santri harus segera meninggalkan kamarnya. Dan bergegas pergi ke masjid. Para juri yang telah dibentuk pada sebelum sebelumnya pun keliling kamar para santri untuk menilai.

            Malam pembagian hadiah pun telah tiba.Malam yang telah ditunggu tunggu oleh para santri dengan harapan kamarnyalah yang akan mendapatkan hadiah.

“Kira kira kamar manakah yang akan mendapatkan hadiah yaa?” tanya seorang santri  kepada temannya.

“Jelas kamarkulah yang akan menjadi pemenangnya?” jawab seorang santri kamar Al Bayhaqi dengan nada yang sangat yakin.

“Mana mungkin kamarmu menjadi pemenangnya, kamar yang selalu kotor dan sering diberi peringatan oleh para pengurus. Rasanya mustahil” ucap santri tersebut.

“Ya sudah, mari kita buktikan nanti” kata santri kamar Al Bayhaqi tersebut.

“Okee”.

“Juara 3 diraih oleh kamar Al Asyari salah satu kamar yang  memang terlihat selalu bersih setiap harinya. Juara 2 diraih oleh kamar Al Maliki. Dan juara 1 diraih oleh kamar Al Bayhaqi”. Para santri pun bertepuk tangan dan dengan nada agak tidak pecaya, karena dua kamar yang selama ini terkenal dengan kamar yang kotor, sekarang malah menjadi pemenang dari lomba kebersihan ini. Juara pertama mendapatkan hadiah uang tunai sebesar satu juta rupiah, juara dua mendapatkan lima ratus ribu rupiah, dan juara satu mendapatkan dua ratus lima puluh ribu rupiah. Dan juga masing masing kamar pemenang juga mendapatkan piagam dan juga mendapatkan alat alat kebersihan lengkap. Hadiah tersebut langsung diberikan oleh pengasuh kepada para pemenang.

            Dari situlah, akhirnya para santri mulai sadar akan kebersihan. Dan mulai dari hari itulah pesantren tersebut selalu dalam keadaan bersih selalu dan tidak ada satupun terlihat sampah dimana mana. Wallahu a’lam bisshowab…..

*****

*Penulis merupakan alumnus MA Unggulan Nuris

Related Post