Judul Buku : Ibu, Izinkan Aku Salat Di Gerejamu
Penulis : Nandita Yusvira Prastika
Penerbit : AE Publishing
Tahun terbit : Cetakan Pertama, Maret 2021
Jumlah Halaman : 156
ISBN : 978-623-306-281-7
Peresensi : Putri Utami Octaviya*
Sinopsis
Nandita Yusvira Prastika adalah seorang remaja sekaligus santri SMP Nuris Jember. Bercita-cita sebagai Penulis Skenario Film, Ia terus melahirkan prestasi gemilangnya. Novela yang berjudul “Ibu, Izinkan Aku Salat Di Gerejamu” merupakan salah satu hasil karya yang terlahir dari tangan ajaibnya. Sebelumnya Ia berhasil meraih Juara 2 dalam Lomba Cipta Puisi tingkat sekolah pada tahun 2020. Kemudian pada tahun 2021 Ia meraih Juara 2 dalam Lomba Cipta Puisi se-Jawa Timur.
Tokoh utama dalam novela ini adalah sosok wanita yang pada awalnya berkeyakinan non-muslim. Nathalia Garneth Aprilio adalah nama kristiani sang tokoh utama. Karena suatu masalah yang terjadi, membuat Ia berpisah dengan keluarganya. Bukan keputusan yang mudah untuk mengangkatkan kaki dari kediaman orang tuanya yang pada saat Ia masih berusia 11 tahun. Saat itu keberuntungan datang kepadanya. Dia ditemukan dan diangkat anak oleh seorang kyai yang bernama Zain dan istrinya bernama Sabila. Mereka berdua adalah orang tua angkat yang sangat menyayangi Nathalia. Mereka juga yang telah menuntun Nathalia menganut agama Islam dan mengganti nama Kristiani Nathalia menjadi Islami yaitu Nabiha Zainab. Hari demi hari berganti, belasan tahun Ia lalui tanpa kehangatan sosok Ayah dan Ibu kandungnya.
Setelah beranjak dewasa dengan usia yang matang atau bisa disebut usia yang cukup siap untuk membangun rumah tangga. Mengharuskan Ia berkunjung menemui Ayah dan Ibunya. Betapa terkejut orang tuanya melihat anaknya pulang setelah belasan tahun Ia pergi. Tak henti sampai di situ saja. Kedua orang tuanya semakin terkejut ketika mendengar pengakuan bahwa putrinya telah berpindah keyakinan menjadi salah satu hamba Allah dan berganti nama menjadi Nabiha Zainab. Epicnya lagi Ia datang untuk meminta restu menikah secara Islam. Hal ini dilakukannya karena Ia masih menghormati dan ingin menjadi anak yang berbakti meskipun sudah berbeda keyakinan dengan kedua orang tuanya. Sungguh kisah yang sangat luar biasa, apalagi ketika Ia meminta izin untuk salat di gereja
Kelebihan
Novela ini menceritakan permasalahan yang unik dan langka yaitu bertoleransi dalam beragama, sehingga ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca. Banyak gaya bahasa menarik yang digunakan oleh penulis sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi dari novela ini.
Kelemahan
Cover novel ini kurang menarik. Dan masih terdapat penggunaan kaidah kebahasaan yang kurang tepat seperti penggunaan tanda baca, penggunaan huruf kapital, penggunaan bahasa baku, dan penggunaan kalimat langsung.
Penulis merupakan guru Bahasa Indonesia SMP Nuris Jember