CHIKDET, Inovasi Teknologi Siswa MA Unggulan Nuris Deteksi Dini Infeksi Chikungunya, Juara 3 Nasional

Dedikasi Santri Wujudkan Generasi Indonesia Emas 2045 melalui Inovasi Teknologi

Pesantren Nuris – Inovasi teknologi karya santri kekinian tak bisa dianggap remeh. Saking aplikatifnya, karya kreativitas mereka juga kerap mendapat apresiasi hingga didaulat berprestasi seperti karya siswa MA Unggulan Nuris Jember ini.

Naufal Hilman A (kelas XI IPA 1) dan Nabila Shofwah (kelas XI PK 4) menggagas inovasi teknologi yang tertuang dalam esai berjudul “CHIKDET: Inovasi Deteksi Dini Virus Chikungunya melalui CHIKV Detector Kit Berbasis Internet of Things (IoT) untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”.

Berkat gagasan dalam esai tersebut, mereka berhasil meraih juara 3 LKTI tingkat nasional dalam ajang “Technology Essay Competition (TEC)”  bidang KIR Biokes yang diselenggarakan oleh BEM Universitas Negeri (UM) Malang diumumkan pada 04 Juni 2024 kemarin.

“Alhamdulillah senang sekali bisa memberikan penampilan terbaik saat presentasi di hadapan dewan juri kemarin. Tetap bersyukur dan terus semangat meski harus puas sebagai juara 3. Ini sudah menjadi pengalaman yang luar biasa bagi kami.” tutur Naufal Hilman.

Kedua siswa cerdas MA Unggulan Nuris tersebut berhak atas sertifikat juara, piala, dan uang pembinaan sebesar Rp500.000,00 sebagai pemenang ketiga. Sementara peraih juara lainnya berasar dari sekolah favorit yakni, SMAN Kepanjen Malang sebagai juara 1 dan SMAN 1 Pamekasan sebagai juara 2.

(baca juga: Santri Berprestasi ini Luar Biasa, Kembali Sabet Juara 1 Pidato Bahasa Arab Nasional di Kediri)

Sedikit menceritakan proses penulisan esainya, Naufal dan Nabila perlu meluangkan waktu untuk melakukan riset dan banyak membaca referensi sehingga muncul gagasan alat detektor gejala penyakit chikungunya tersebut.

“Generasi Indonesia harus tumbuh sehat agar kelak benar-benar bisa menyongsong Indonesia Emas 2045. Sebagai Gen Z harus memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau dikenal dengan AI tersebut untuk menciptakan alat yang praktis agar bisa mencegah dan mengobati penyakit chikungunya yang disebabkan nyamuk.” Tambah Naufal.

“Dampak perubahan iklim global juga membuat musim perkembangan nyamuk tak terkendali khususnya di Indonesia sehingga berdampak pada munculnya penyakit chikungunya. Hal ini harus diatasi dengan alat berbasis IoT agar mempermudah penanganannya. Alhamdulillah saat presentasi kemarin mendapat apresiasi. Semoga alat ini terus dikembangkan dan aplikatif bagi kemajuan kesehatan bangsa.”

Ning Balqis Al Humairo, selaku Kepala MA Unggulan Nuris mengapresiasi prestasi anak didiknya. “Selamat dan sukses atas capaian prestasi anak didik kami. Setelah saya baca dan info dari para guru, ternyata karya inovasi anak kami luar biasa. Santri kami bisa juga membuat gagasan prospektif demikian. Semoga terus menginspirasi dan maju terus.”[AF.Red]

 

 

Related Post