Resensi Karya Sastra MTs Unggulan Nuris : Hari Santri

Judul Buku                           : Kala Petang

Judul Karya                          : Hari Santri

Penulis                                  : Andre Pradana

Penerbit                                : Jagat Liter

Tahun terbit                          : Cetakan Pertama, Maret 2023

Jumlah Halaman Buku        : 108 halaman

Jumlah Halaman Karya      : 1 halaman

QRBN                                   : 62-896-8053-898

Peresensi                             : Dewi Ernawati, S.Pd

Sinopsis

Puisi ini membuka dengan gambaran sederhana mengenai kehidupan seorang santri pada hari Jumat. Pada hari itu, para santri tidak mengaji dan berbondong-bondong pergi ke pasar. Bahkan, digambarkan seorang santri yang naik becak sampai lupa membayar, memberikan sentuhan humor dan keakraban dalam keseharian mereka.

Kemudian, puisi ini beralih ke sebuah perkembangan penting, yaitu penetapan Hari Santri selain hari Jumat. Peristiwa ini dirayakan oleh ratusan bahkan ribuan umat di seluruh Indonesia. Penetapan Hari Santri ini diresmikan oleh Bapak Presiden dan seluruh pejabat negara, menandakan pengakuan dan penghargaan yang tinggi terhadap peran santri.

Lebih lanjut, puisi ini secara eksplisit menyebutkan tanggal bersejarah tersebut, yaitu dua puluh dua Oktober, di Indonesia. Tanggal ini dipandang sebagai salah satu saksi bisu perjuangan para santri. Para santri memiliki andil besar dalam perjalanan bangsa, dan Hari Santri menjadi momentum untuk mengenang dan menghargai kontribusi mereka.

Puisi ini menekankan bahwa perjuangan para santri memiliki tujuan mulia, yaitu untuk mewujudkan impian negeri. Impian tersebut tentu mencakup kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Dengan adanya Hari Santri, diharapkan semangat dan nilai-nilai perjuangan santri dapat terus menginspirasi generasi penerus.

Secara keseluruhan, puisi “Hari Santri” ini merangkum evolusi pengakuan terhadap peran santri di Indonesia. Dari gambaran keseharian yang sederhana, puisi ini bergerak menuju pengakuan formal dan penghormatan atas kontribusi historis santri dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Puisi ini menjadi pengingat akan pentingnya peran santri dalam pembangunan dan kemajuan negeri.

Kelebihan

  1. Bahasa sederhana dan akrab. Puisi ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan dekat dengan keseharian. Pilihan kata seperti “berbondong-bondong,” “naik becak,” dan “lupa tak membayar” menciptakan kesan akrab
  2. Alur yang jelas. Puisi ini memiliki alur yang runtut, mulai dari gambaran aktivitas santri di hari Jumat, kemudian beralih ke penetapan Hari Santri, menyebutkan tanggalnya, hingga menekankan tujuan perjuangan santri. Alur ini memudahkan pembaca untuk mengikuti pesan yang ingin disampaikan.
  3. Adanya sentuhan humor yang relevan. Pada bagian awal, adanya gambaran santri yang lupa membayar becak memberikan sentuhan humor ringan yang membuat puisi ini terasa lebih hidup dan tidak terlalu kaku.

Kelemahan

  1. Kurang mendalam dalam penggambaran emosi atau makna simbolis. Puisi ini cenderung deskriptif dan informatif, namun kurang menggali emosi atau makna simbolis yang lebih dalam terkait dengan Hari Santri atau perjuangan santri.
  2. Rima dan Ritme yang Kurang Menonjol. Puisi ini tidak memiliki pola rima atau ritme yang konsisten. Meskipun tidak semua puisi harus berima, penggunaan rima dan ritme yang baik dapat menambah keindahan dan daya tarik pada puisi.
  3. Kurang nuansa puitis yang kuat. Secara keseluruhan, puisi ini terasa lebih seperti catatan sejarah yang diungkapkan dalam bentuk bait. Kurangnya penggunaan kata-kata yang puisi membuat puisi terlihat kaku
Related Post