Resensi Karya Sastra SMP Nuris Jember : Peran Santri Ditengah Covid-19

Judul Buku                            : Nukilan Sastra di Tangan Santri

Judul Karya                          : Peran Santri Ditengah Covid-19

Penulis                                    : Luay Alwan

Penerbit                                 : AE Publishing

Tahun terbit                          : Cetakan Pertama, November 2021

Jumlah Halaman Buku        : 126 halaman

Jumlah Halaman Karya      : 2 halaman

ISBN                                       : 978-623-306-530-6

Peresensi                                : Putri Utami Octaviya, S.Pd

Sinopsis:

Pandemi COVID-19 bukan hanya mengubah tatanan kehidupan masyarakat umum, tetapi juga mengguncang dunia pendidikan pesantren yang selama ini dikenal dengan kehidupan kolektif dan kedekatan antar santri. Ketika virus menyebar dengan cepat, para santri dihadapkan pada dilema tetap di pesantren dengan segala keterbatasan atau pulang ke rumah dan meninggalkan kegiatan belajar yang sudah menjadi rutinitas harian. Dalam situasi inilah, muncul kisah-kisah inspiratif dari para santri yang tetap bertahan, menjalani tirakat dan memperkuat ibadah di tengah badai pandemi. Semua kisah itu terdapat dalam antologi cerpen karya siswa-siswi SMP Nuris Jember berjudul Nukilan Sastra di Tangan Santri. Salah satu kisah yang merarik terangkum dalam cerpen berjudul Peran Santri Ditengah Covid-19 karya Luay Alwan, seorang siswi SMP Nuris Jember yang berbakat.

Dalam karyanya ia menceritakan peran santri dengan tokoh utama bernama Dono Haryanti. Seorang santri yang tengah berjuang melewati masa pandemi di sebuah pondok pesantren. Akibat dari menyebarnya wabah ini, pihak pesantren memutuskan tidak menerima tamu dari luar untuk memasuki area pesantren demi terkontaminasi dengan virus mematikan ini. Seluruh santri diberikan edukasi terkait virus corona agar mereka bisa mencegah dan menjaga diri sendiri.

Pihak pesantren sangan membatasi terkait kepulangan santri. Jarang sekali santri yang diizinkan untuk pulang kecuai memang karena agenda atau kondisi yang mendesak. Muncullah penolakan terkait kebijakan baru ini. Beberapa santri menanyakan mengapa hal seperti ini harus dijadikan sebuah peraturan baru? Untungnya mereka semua bisa dinasehati dengan kepala dingin. Ustad memperkuat argumennya terkait alasan pesantren memberikan kebijakan baru ini.

Pembelajaran dalam pesantren berjalan normal. Tetapi perlu diketahui bahwa seluruh santri dan warga pesantren termasuk ustad dan ustadzah tetap mematuhi protokol yang dianjurkan oleh pemerintah. Antara lain memakai masker, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin. Tak luput juga dengan ikhtiar dan doa agar Allah selalu memberikan kesehatan dalam diri kita.

Kekurangan:

Sosok tokoh utama yang terdapat dalam cerpen ini kurang digambarkan secara spesifik. Bahkan alur cerita disajikan sangat singkat dan kurang terperinci bagaimana penyelesaian dari konflik-konflik yang dimunculkan. Gaya bahasa yang digunkaan kurang meluas sehingga kesan monoton timbul dalam menikmati karya ini.

Kelebihan:

Pesan moral yang muncul dalam cerita ini mampu dijadikan pembelajaran hidup bagi pembaca.

Related Post