Menurut pendapat saya dan beberapa artikel yang sudah saya baca, dapat dijelaskan bawa sebagian besar siswa yang tidak menyukai pembelajaran matematika yaitu karena materinya yang berfokus pada perhitungan yang cukup rumit. Untuk mengubah persepsi tersebut, banyak langkah yang perlu dilakukan, salah satunya adalah menjadikan pembelelajaran matematika pada tingkat SMA yang lebih Progresif melalui pendekatan Deep Learning. Artinya, peserta didik bisa belajar matematika secara bertahap. Mereka tidak dituntut untuk menguasai seluruh materinya, tetapi perlu membangun pemahaman secara perlahan dan konsisten.

Deep learning merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi, numerasi, dan berpikir kritis-kreatif peserta didik. Pembelajaran yang disesuaikan dengan pengalaman siswa dapat meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Selain itu, pembelajaran kolaboratif dan pemecahan masalah nyata dapat mengembangkan kepercayaan diri dan motivasi peserta didik dalam belajar matematika. Pendekatan ini memiliki tiga elemen inti yaitu: a) learning that is meaningful, artinya pembelajaran yang membantu peserta didik untuk memahami materi secara mendalam b) learning that is mindful, adalah aktivitas belajar yang megajak peserta didik untuk terlibat aktif serta memberikan perhatian penuh pada materi yang dipelajari, dan c) learning that is joyful, memiliki pengertian pendekatan belajar yang membangkitkan antusiasme, menghadirkan rasa senang, dan menciptakan suasa belajar yang nyaman.

(Baca juga : Lovely Aulia, Raih Juara 1 Lomba Artikel Ilmiah di SMA Nuris Jember pada Lomba Internal 2025)

Deep learning bisa dilakukan dengan mengikuti prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam pembelajaran matematika. PMRI adalah proses pembelajaran matematika yang mengaitkan materi dengan peristiwa nyata dan memiliki tiga prinsip serta lima karakteristik. Tiga prinsip yang disebutkan yaitu: 1) bimbingan penemuan konsep matematika yang progresif, 2) dalam proses pembelajaran, pendidik harus memperhatikan permasalahan belajar perserta didik, dan 3) perserta didik mencoba untuk membuat konsep matematika secara mandiri. Sedangakan lima karakteristik PMRI adalah: penggunaan konteks, penerpan model konsep matematika yang progresif, pemanfaatan karya siswa, interaktivitas, dan keterkaitan. Contoh penerapan PMRI seperti Flipped Classroom dan Problem Based Learning yang terbukti mengembangkan kemandirian belajar dan pemahaman matematis peserta didik. Selain itu, penerapan prinsip PMRI pada konsep kejadian nyata dapat meningkatkan literasi numerasi dan keterampilan penyelesaian masalah secara signifikan.

Deep learning memiliki kelebihan dalam belajar secara mandiri, seperti mampu mengambil asumsi umum, memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan teknik konvensional, dan tidak memerlukan penentuan fitur secara manual. Di sisi lain, kelemahannya meliputi kebutuhan data yang besar, daya komputasi tinggi, serta risiko overfitting. Selain itu, tantangan yang dihadapi antara lain terbatasnya infrastruktur teknologi, rendahnya literasi digital, minimnya regulasi, keterbatasan dataset berkualitas, dan ketidaksiapan peserta didik dalam mengadopsi teknologi baru.

Dafatar Pustaka

Arif, M. N., Parawansyah, M. I., Huda, F. H., & Zulfahmi, M. N. (2025). STRATEGI MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN DEEP LEARNING. Jurnal Muassis Pendidikan Dasar, 4(1), 8-16.

Aryanto, S., Meliyanti, M., Amelia, D., Maharbid, D. A., Gumala, Y., & Gildore, P. J. E. (2025). Pembelajaran Literasi Dan Numerasi Melalui Deep Learning: Pendekatan Transformasional di Sekolah Dasar. Journal of Professional Elementary Education, 4(1), 49-57.

Asari, A. R. (2021). Pembelajaran Untuk Memandirikan dan Mendorong Anak Berpikir Kritis.

Darmawan, P., Utami, A. D., Rofiki, I., Susiswo, S., Aeli, L. W., Ikram, M., & Yohanes, B. (2025). PENGUATAN NUMERASI DALAM PEMBELAJARAN GURU SMK NEGERI TUTUR KABUPATEN PASURUAN. PEDAMAS (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT), 3(02), 775-784.

Fatmawati, I. (2025). Transformasi Pembelajaran Sejarah dengan Deep Learning Berbasis Digital untuk Gen Z. Revorma: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran, 5(1), 25-39.

Husna, N. M., Isnarto, I., Suyitno, A., & Shodiqin, A. (2022, September). Integrasi Literasi Numerasi dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah. In Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (Vol. 5, No. 1, pp. 841-845).

Ibrohim, Dr. (2023). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif melalui Pembelajaran POPBL di SMAN 1 Cluring. Universitas Negeri Malang. Fix

Insyasiska, D., Zubaidah, S., & Susilo, H. (2017). Pengaruh project based learning terhadap motivasi belajar, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, 7(1), 118842.

Kundariati, M., Latifah, A. N., Laili, M. R., & Susilo, H. (2019). Peningkatan keterampilan kolaborasi dan literasi digital melalui pembelajaran biologi berbasis lesson study mahasiswa S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4. Universitas Negeri Malang.

https://www.researchgate.net/publication/346965957

Mu’ti, A. (2025, Mei 28). Deep learning, ikhtiar meningkatkan mutu pendidikan. Malang Times. https://malang.times.co.id

Mutmainnah, N., Adrias, A., & Zulkarnaini, A. P. (2025). Implementasi Pendekatan Deep Learning Terhadap Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 10(01), 848-871.

Natsir, S. R. (2025). IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR: STUDI DESKRIPTIF PENDEKATAN DEEP LEARNING DALAM KERANGKA KURIKULUM MERDEKA BELAJAR. Journal of Innovation Research and Knowledge, 4(9), 7263-7274.

Nugroho, P. A., Arif, M. B. S., Anis, F., Cahyanita, E., Nurdianasari, N., Hutami, T. S., … & Lutfi, M. (2025). Deep Learning dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Cv. Edupedia Publisher.

Nur Azizah. (2024). Membangun keterampilan abad 21 melalui pembelajaran matematika Kurikulum Merdeka: Berfokus pada berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi. ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/385215606

Pane, A., Sembiring, E. B., Harianja, L., Yopi, M. H. F., Simanjuntak, N. S. S., & Siboro, E. S. (2025). KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN PROFESI GURU DALAM KOMPETENSI PEDAGOGIK MELALUI PENAMBAHAN PENDEKATAN PADA KURIKULUM MERDEKA. Jurnal Inovasi Pendidikan dan Teknologi Informasi (JIPTI), 6(1), 266-279.

Puspitasari, D. (2020). Strategi pembelajaran literasi untuk meningkatkan budaya literasi siswa di SDN Bareng 2 Malang. Fakultas Sastra, 9(1), 1–10.

Rahayu, C., Setiani, W. R., Yulindra, D., & Azzahra, L. (2025). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dalam Pembelajaran Mendalam (Deep Learning): Tinjauan Literatur. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, 13(1), 9-25.

Ramadhani, S. H. (2024). Pembelajaran Matematika Inovatif dalam Kurikulum Merdeka: Mengasah Berpikir Kritis dan Kreatif di Era Tantangan Abad 21.

Solahudin, W. (2024). Penerapan Deep Learning dalam Pendidikan di Indonesia: Tantangan dan Peluang Implementasi Teknologi Pendidikan. jurnal ilmu pendidikan, 1(1), 48-55.

Tarumingkeng, R. C. (2024). DEEP LEARNING.

Triscowati, D. W., & Wijayanto, A. W. (2019). Peluang dan tantangan dalam pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan machine learning untuk prediksi data tanaman pangan yang lebih akurat. In Seminar Nasional Official Statistics (Vol. 1, pp. 177-187).

Turmuzi, A. (2025). Pendekatan Deep Learning untuk Menciptakan Pengalaman Belajar yang Bermakna. Journal Scientific of Mandalika (JSM) e-ISSN 2745-5955| p-ISSN 2809-0543, 6(7), 1711-1719.

Wahyudi, D. A. (2025). PENGARUH PEMBELAJARAN DEEP LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMA DHARMA PANCASILA MEDAN. Jurnal Inovasi Pendidikan PEDAGOGI, 1(1), 9-17.

Wahyudi, I. (2022). Pengembangan perangkat pembelajaran interaktif berbasis pendekatan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa SMP. ResearchGate. https://www.researchgate.net/publication/364952620