Asal Muasal Masuknya Peci di Indonesia

Penulis: Ana Muthiah Fajriyah*

Peci yang biasa disebut songkok atau kopyah adalah penutup kepala yang terbuat dari kain dan sebagainya. Saat ini, peci sudah terdiri dari beberapa varian diantaranya, peci hitam polos, peci putih yang biasa dipakai oleh para jamaah haji, dan peci bulat yang terbuat  rotan, dan lain-lain.

Pada dasarnya, memakai peci merupakan suatu anjuran dari Nabi Muhammad SAW untuk menutupi dahi para lelaki dari rambut ketika bersujud. Bisa dikatakan peci merupakan anjuran dalam Islam. Akan tetapi, saat ini banyak pemimpin non muslim yang ikut menggunakan peci dengan kata lain peci sudah menjadi identitas bangsa Indonesia. Lantas bagaimana asal mula peci ada di Indonesia?

(Baca juga: Sejarah Kopi Menurut Para Ulama)

Di Indonesia, peci diperkenalkan oleh salah satu dari walisongo yakni Sunan Kalijaga. Pada mulanya Sunan Kalijaga membuat mahkota untuk Sultan Fatah yang disebut kuluk. Bentuk kuluk ini sangat mirip dengan peci hanya saja bentuk kuluk lebih besar.

Sedangkan menurut keterangan lain peci diperkenalkan oleh pedagang Arab yang masuk ke wilayah Asia Tenggara terutama Indonesia. Ketika berdagang mereka menggunakan penutup kepala yang terbuat dari kain atau surban dan dikenal dengan nama turban.

Lebih jelasnya asal muasal masuknya peci ke Indonesia masih belum diketahui. Sebab di Negara lain banyak penutup kepala yang lebih serupa dengan peci, seperti fez di Turki, tarboosh di Mesir, rumi cap di India dan Pakistan, atau kepi di Prancis. Meski begitu penutup kepala khas Arab lebih diterima oleh kalangan muslim karena merupakan anjuran dari Rasulallah.

(Baca juga: Masehi Dalam Bingkai Sejarah)

Asal mula peci dijadikan identitas bangsa Indonesia bermula dari Soekarno yang mengikuti Rapat Jong Java. Saat itu Soekibadarno melihat rekan rekannya yang berdebat karena ingin memakai penutup kepala layaknya orang barat. Dari itulah Soekarno memecah perdebatan dengan menjadikan peci sebagai identitas negeri, sebagai simbol kepribadian Rakyat Indonesia. Sejak saat itu Soekarno dikenal sebagai tokoh yang memadukan antara peci dan jas. Kini peci dipakai pada acara resmi kenegaraan dan telah menjadi busana formal, bukan lagi penanda bahwa penggunanya adalah orang Islam.

Penulis merupakan siswa kelas XI IPA MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post