Kulminasi Matahari Berdampak Pada Perubahan Suhu
Pesantren Nuris- Club Astronomi Nuris kembali mengadakan Event Hari Tanpa Bayang-bayang, pada Senin 14 Oktober 2019 di halaman kantor MTs Unggulan Nuris Jember. Pengamatan dilakukan menggunakan benda-benda vertikal seperti spidol, vas bunga, botol parfum, dan lain-lain, dan di ikuti oleh beberapa siswa dari klub Astronomi Nuris.
Bekerja sama dengan Jastro (Jember Astronomi Club) pengamatan ini diliput oleh banyak media lokal seperti Jawa Pos, Radar Jember, Warta SBC TV dan lain-lain.
“Hari tanpa bayang-bayang terjadi karena bayang-bayang matahari jatuh tepat di bawah benda, bukan menghilang namun tepat di bawah benda. Hal ini terjadi karena matahari sedang berkulminasi yaitu matahari tepat berada di atas Kota Jember, yang mengakibatkan bayang-bayang benda jatuh tepat di bawah benda itu sendiri atau bahkan terlihat menghilang,” Ujar Hairlinda Arini Agustin, selaku Pembina Club Astronomi Nuris.
(Baca juga: Klub Sains Astronomi Nuris Peringati Pekan Antariksa Dunia)
Kulminasi terjadi dua kali dalam satu tahun, yakni sekitar tanggal 22 Februari hingga 5 April dan sekitar tanggal 8 September hingga 21 Oktober . untuk daerah katulistiwa terjadi pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Daerah-daerah yang mengalami hari tanpa bayang-bayang daerah di sekitar katulistiwa yang berada pada lintang +23,5 derajat hingga -23,5 derajat untuk Jember sendiri lokasinya pada 7 derajat lintang selatan sehingga kulminasi terjadi pada hari ini yaitu 14 Oktober 2019. Waktu terjadinya kulminasi sangatlah singkat hanya sekitar satu detik saja pada pukul 11.11 setelah itu matahari bergeser kembali.
Untuk daerah Jawa Timur terjadi 11 Oktober hingga 15 Oktober di seluruh wilayah Jawa Timur. Dari lintang tertinggi hingga terendah. Pengamatan bisa dilakukan dengan menggunakan benda-benda vertikal karena ketika menggunakan benda vertikal bayangan yang terbentuk akan tepat di bawah benda dan seakan-akan menghilang, tetapi untuk benda-benda non vertikal bayangan akan tetap terlihat karena tidak jatuh dan tertutupp oleh benda itu sendiri.
“Tidak ada efek yang terjadi peristiwa ini, hanya saja perubahan suhu panas akan lebih meningkat beberapa hari ke depan bahkan di malam hari akan tetap terasa panas, sebab waktu matahari bersinar akan lebih lama, dan waktu antara siang dan malam sama yakni 12 jam,” Ungkap Vidia Agustin, Anggota Jastro yang hadir dalam pengamatan ini.
(Baca juga: Klub Astronomi Nuris Adakan Pengamatan Okulturasi Saturnus Bersama Jastro)
“Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui dan meluruskan bahwasannya kulminasi matahari itu bukan bayang-bayang yang menghilang akan tetapi tepat berada di bawah benda maka terlihat seakan-akan menghilang,” Tambahnya.
“Astronomi itu ilmu yang sangat menarik, dengan mengikuti event ini dapat membuat saya mengetahui tentang kulminasi matahari, dan dapat mengamati secara langsung proses perpindahan matahari yang awalnya bayang-banyang masih terlihat hingga berada tepat di bawah benda lalu kemudian bergeser kembali,” Ujar Vadia Rahma, Siswa SMA Nuris Jember yang merupakan anggota club Astronomi Nuris. [Red.Dev]
