Anis Masduqi: Pentingnya Solidaritas Keluarga Nurfata dan Potensi Literasi
Penulis: Ali Maulana Akbar*
Silaturrahim menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan bagi alumni Pesantren Nuris Jember yang berada di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah atau dikenal dengan organisasi Nurfata (Nuris Family in Yogyakarta dan Jawa Tengah), kegiatan semacam ini lah yang memiliki banyak kemanfaatannya apalagi berada di daerah yang jauh dari kota tempat kelahiran.[15/01/2020]
Dengan bersilaturrahim kita akan mengenal banyak orang dan banyak pengalaman serta wejangan dari seseorang yang didatangi. Tidak hanya itu juga dengan mendatangi seseorang yang lebih tua dan berilmu, kita akan mendapatkan barokah dari doa orang tersebut sebagaimana santri sowan kepada kiyainya.
Kali ini, segenap anggota dan pengurus Nuris Family in Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali mendatangi salah seorang rektor muda dari perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, tidak hanya itu, beliau juga menjadi pengasuh pondok pesantren yang bisa di katakan pesantren yang cukup besar karena memiliki pendidikan formal dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Tinggi. Dengan gelar sarjana dan Magister dari Universitas Al Azhar Kairo Mesir, serta gelar doktoral dari UIN Sunan Kalijaga, mampu membawa beliau sebagai dosen di berbagai kampus di Yogyakata.
(baca juga: Kunjungi Politisi Muda NU Yogyakarta, Pererat Hubungan Santri dan Kyai)
Gus Anis sapaan akrabnya, memberikan beberapa nasihan kepada teman-teman Nurfata, beliau menyampaikan pentingnya menjaga solidaritas antar alumni Pesantren Nuris yang berada di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sebagaimana di contohkan alumni Al Azhar yang berada di Indonesia, hingga kini semua masih bersambung dan bersilaturahmi, seperti halnya Gus Anis yang sering berkomunikasi dengan Gus Robith (Pengasuh PP Nuris Jember) yang pada akhirnya memberikan kemudahan beasiswa kepada alumni Nuris yang kuliah di kampus beliau. “Sering-sering berkumpul, rutin mengadakan kegiatan, silaturahmi ke kiyai-kiyai” ujar gus Anis.
Pesan lain yang di sampaikan yaitu pentingnya membaca dan menulis bagi mahasiswa, saran beliau kalau bisa mengadakan pelatihan menulis, agar teman teman bisa cara menulis baik dan benar. “kalau sudah jadi mahasiswa harus mau belajar menulis, biar waktu mengerjakan tugas akhir bisa mudah gak bingung-bingung lagi, kebiasaan mahasiswa lama lulus karena malas nulis dan kebingungan” imbuhnya.
(baca juga: Rotib on The Road, Wisata Religi Keren ala Himmaris Menapaltilas Sejarah Islam)
Bukan itu juga gus Anis memberikan tips agar tidak jenuh dalam belajar, sesekali dalam beberapa bulan mengadakan piknik atau rekreasi bersama untuk reflesing tetapi juga dibarengi ziaroh ke makam para ulama’ supaya dua-duanya dapat.
Nama lengkap beliau Dr. H. Anis Masduqi Lc., MS.i,. dalam organisasi Nahdlatul Ulama’ beliau dipercaya sebagai sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Nahlatul Ulama’ (LBM-NU) PWNU Daerah Istimewa Yogyakarta. Kurang lebih satu jam bercengkerama di rumah beliau dengan didampingi Nadzir, salah seorang keluarga nurfata yang mondok di sana, banyak yang bisa diambil dari nasihat nasihat beliau, sehingga harapnya keluarga Nurfata bisa lebih termotivasi dan lebih bersemangat lagi dalam belajar di tanah rantauan.[]
*Penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris tahun lulus 2016 yang kini melanjutkan studi sarjana di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta