Penulis: Deli Anisa Virca*
Agama Islam masuk ke pulau Jawa sejak abad 15 hingga 16 M. Saat itu Islam dibawa oleh 9 waliyullah yang masyhur yang kita kenal dengan walisongo. Walisongo berarti wali yang jumlahnya Sembilan.
Para wali ini diantaranya adalah Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang (Raden Makhdum Ibrahim), Sunan Drajat (Raden Qasim), Sunan Kudus (Ja’far Shadiq), Sunan Giri (Raden Paku), Sunan Kalijaga (Raden Syahid), Sunan Muria (Raden umar Said), dan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).
(Baca juga: Tiga tokoh nahdlatul ulama yang membumi di dunia sastra Indonesia)
Sejak para pedagang arab singgah di pesisir utara Jawa Timur mulai masuklah agama Islam di pulau Jawa, berkembang sejak datangnya Maulana Malik Ibrahim di Gresik sejak itulah Gresik menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa Timur begitu seterusnya. Kesembilan wali ini masuk ke dalam masyarakat dengan metode dakwah yang tidak memaksa. Bahkan para wali ini memadukan kebudayaan masyarakat seperti wewayangan, permainan anak-anak, syiir, dan lain sebagainya dengan agama Islam sehingga Islam mudah diterima oleh masyarakat luas.
Era Walisongo adalah tanda berakhirnya masa Hindu-Budha, titik awal perubahan budaya pula. Sebenarnya sangat banya tokoh Islam yang berperan dalam perkembangan agama Islam di Pulau Jawa namun Sembilan wali inilah yang paling besar pengaruhnya dalam kebudayaan masyarakat yang masih kental dengan Hindu-Budha, para wali ini pula yang berhasil mendirikan kerajaan-kerajaan besar Islam di Jawa. Berkat kegigihan para wali ini Islam di pulau Jawa berkembang pesat bahkan hingga saat ini.
(Baca juga: Imam Bukhari Bermodal Kekuatan Hafalan dan Pena)
Walisongo, para tokoh yang memberi teladan bijak, bersosialisme tinggi, memiliki keimanan kuat, berpengetahuan luas dan tentu dicintai banyak kalangan. Semoga kita para generasi penerus bangsa dapat menjadikan sifat dan perilaku para WaliyuAllah sebagai cerminan hidup amin.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik