Bersyukur Akhirnya Novel Pertamanya Terbit, Ingin Buat Tulisan tentang Perjuangan Berada di Papua Kini
Pesantren Nuris – Alumni Nuris selalu punya kisah menarik dengan kiprah yang unik dan tentu positif lho. Mulai dari studi sarjana hingga doktoral, atau meniti karier, bisnis, bahkan juga berkarya atau aktif di birokrasi dan juga organisasi. Kalau alumni Nuris yang satu ini dikenal karena karya novelnya diterbitkan dan semakin mengibarkan literasi santri dalam khazanah susastra. Kepokan dengan profilnya? Yuk, lanjutin bacanya!
Turut berbangga dengan terbitnya novel Pendaran Pelangi Sora karya alumni Nuris ini. Membuat banyak peminat sastra santri dan pembaca bertanya-tanya, siapakah gerangan penulisnya? Yes, Liya Khoiriyah. Dia adalah lulusan MA Unggulan Nuris, jurusan IPA, tahun 2015. Novel yang terbit cetakan pertama pada bulan Maret 2020 ini adalah karya pertamanya.
Novel Pendaran Pelangi Sora ini sebenarnya adalah karya yang ditulis oleh Liya, sapaan akrabnya, saat masih nyantri di Pesantren Nuris Jember. Namun, karena beberapa kendala internal akhirnya novel ciamik ini baru bisa diterbitkan pada bulan Maret tahun 2020. Tak mengurangi kualitas dan apresiasi terhadap isi karyanya, gagasan yang diungkap secara fiksi ini tetap tak lekang oleh waktu yang mengisahkan sosok Sora yang perlu disimak oleh pecinta sastra.
(baca juga: Sulfa Mani Lazim, Pembicara Termuda di Konferensi Nasional di Riau)
“Bersyukur sekali dan senang dapat kabar bahwa novel saya diterbitkan ber-ISBN pula oleh almamater tercinta saya Pesantren Nuris Jember. Itu berisi keresahan, kekecawaan, keluguan saya dan tentang bagaimana kita menyadari serta bersyukur dengan pemberian Allah SWT sehingga saya kreasikan dalam sebuah novel. Semoga mampu menghibur pembaca yang suka sastra.” Ungkap Liya.
Gadis kelahiran Jember, 11 Mei 1997 tersebut kini sedang berada di Papua. Sebelumnya sempat melanjutkan studi sarjana di IAIN Jember usai lulus dari MA Unggulan Nuris, karena alasan urusan keluarga hingga akhirnya Liya harus mengakhiri studinya di sana dan ikut ibunya merantau ke daerah paling timur Indonesia tersebut.
Pemudi yang hobi menulis dan bercita-cita menjadi guru ini tak patah semangat meski berada jauh dari teman-temannya di Jember. Dia tetap dapat melanjutkan studi sarjana dan meneruskan perjuangan cita-citanya menjadi pendidik dengan kuliah di Universitas Terbuka, jurusan PGSD (pendidikan Guru Sekolah Dasar) dan menginjak semester 7 kini.
(baca juga: Sempat Mengabdi setelah Lulus SMA, Alumni Nuris ini Kini jadi Manajer)
Tak sampai di situ, waktu kuliah yang fleksibel membuat Liya tetap bisa beraktivitas lain dengan mengabdikan diri di SD Negeri Inpres Kalibobo Nabire Papua sebagai guru kelas dan operator dapodik. Selain itu juga karena progresivitas kinerjanya yang baik, gadis asal Kesilir, Wuluhan, Jember ini dipercaya sebagai bendahara komite sekolah.
“Ke depan saya ingin menuangkan ide lagi dalam bentuk novel soal kisah perjalanan dari Jember ke Papua. Daerah yang barangkali masih dipandang sebelah mata dan biasanya melekat dengan kesukuan dan kekerasan. Justru yang saya rasakan baik-baik saja dan semakin menunjukkan keragaman dan kekayaan Indonesia. Semoga segera terwujud.” Imbuhnya.[AF.Red]
Nama : Liya Khoiriyah
Lembaga : MA Unggulan Nuris, jurusan IPA, tahun 2015
Kuliah : UT Papua, FKIP jurusan PGSD
Karier : guru kelas, bendahara komite sekolah, dan operator dapodik SDN Inpres Kalibobo Nabire Papua