Penulis: Ad Dinda Sholehati*
Tegapku pada 90
Pada sebuah lingkaran berkoordinat 0
Dengan rumus π yang takku tahu hasilnya
Keadaan ini seperti sebuah lingkaran setan
Semakin kuhitung semakin janggal
Kusadari berdiriku pada titik tengah diameter
Inginku pada garis segitiga
Aku akan mulai menghitungnya
(Baca juga: terbias)
Aku
menarik garis lurus
Kutarik garis horizontal untuk mencapai garis hipotenusaku pada Cinta, pemilik
segala cinta
Namun apa daya kupikirkan
Berbagai koordinat menunjuk banyak titik
Aku terfokus pada satu titik itu
Titik yang membuatku mengenal apa itu Cinta
Titik yang akan menerbangkanku pada gelombang inti yang mereduksi segala
keinginan untuk mengaku sebagai subjek dunia
Kini
Aku tak lagi tegap pada 90
Aku telah berdiri pada titik tengah diameter
Kusadari aku tak bisa sampai hanya dengan menggunakan fungsi naik, tak ada hubungannya
Babarapa titik pada ujung jari-jari berada di sekitarku, memanggilku
Sebuah titik cinta datang menghampiri
Begitu banyak komputasi
(Baca juga: pandawa pandalungan)
Apalah
dayaku… hanya deviasi sementara
Dan
titik cinta itu belum siap menerbangkanku pada garis tegak lurus menuju Sang
Maha Cinta
Sumber gambar: popbela.com
Jember, Januari 2021
*penulis adalah siswa kelas X TKJ SMK Nuris Jember, aktif di kegiatan ekskul public speaking