Santri Nuris Bertekad Menjadi Sarjana Hukum: Jogja, I’m Coming
Oleh: Ali Maulana
Suasana siang dengan mentari yang tiada henti menyinari sejagat raya ini, jalur masuk perguruan tinggi negeri yang pertama melalui undangan segera diumumkan (SNMPTN), saat itu saya masih teringat dengan pilihan antara UIN Sunan Maulana Malik Ibrahim Malang dan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. “Apakah saya dengan keadaan seperti ini bisa masuk di antara kedua universitas Negeri Islam yang bergengsi seantero Indonesia tersebut? Dengan pesimisnya, saya bergumam,”tak mungkin saya bisa ke kampus tersebut.” Bayangan saya hanya ada kata melanjutkan nyalaf, karena tak mungkin bisa memasuki universitas tersebut apalagi melalui jalur undangan.
Ajal, rezeki, jodoh Allah yang menentukan, sebagai umatnya hanya taat pada perintah dan menjauhi larangan-Nya. Atas berkah rahmat Allah, saya tak menduga sama sekali, akhirnya bisa lolos jalur SNMPTN tersebut di UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta. Entah saya harus sedih apa gembira mendengar pengumuman tersebut.
(Baca juga: Analisa Putri; Santri Nuris Kuliah Di Kota Yang Tak Pernah Tidur)
Tak ada satu pun orang yang saya kenal waktu itu ketika sampai di Jogja tepatnya di UIN Suka (sebutan pendeknya dari Sunan Kalijaga). “Minder”, iya pasti, semua mahasiswa dengan gagah-gagahnya datang dari kota- kota besar yang terkenal dengan ke-modern-annya.
Saya dari MA swasta di lingkungan pesantren, Iya santri itulah pegangan saya, di manapun kapanpun nama santri tetap saya pegang, meski di mata mereka terlihat tak ada kehebatannya dan tak mengenal apa-apa. Akan tetapi semangat tetap saya pertahankan. Karena saya baru tahu, prof DR KH Yudian Wahyudi PhD yaitu Rektor Uin Suka saat ini masa kecilnya adalah santri, seperti halnya saya saat ini. Beliau juga memiliki peran penting bagi kaum Nahdliyin khususnya di Kota Jogja ini. Bukan itu saja, bapak Rektor yang alumni pondok pesantren itu jebolan dari Harvard University. Itulah yang membuat saya lebih semangat bersaing dengan teman-teman lulusan sekolah negeri yang sudah mentereng namanya.
Alhamdulillah saat ini saya sudah bisa berbaur dengan mereka. Tak kenal kata minder lagi karena saya tahu di mata Allah kita itu sama. Saya sudah aktif bergabung dengan berbagai organisasi intra dari UIN Suka sendiri dan juga extra yang mencakup berbagai orang orang luar di sekitar. Saya selalu tetap menerapkan dan memegang apa yang pernah disampaikan sang Murobby KH. Muhyiddin Abdushomad.
Saya sebagai calon sarjana hukum ( SH ) yang akan saya raih 4 tahun lagi, akan terus menyerap ilmu-ilmu yang saya dapatkan di sini. Menerapkan ilmu tersebut dengan benar dan bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa lebih-lebih almamater yang mengantarkan saya ke Jogja ini, NURUL ISLAM jember. Saya akan terus optimis pantang menyerah meski yang harus saya jalani saat ini penuh dengan berbagai tantangan yang siap menghadang kapanpun di manapun. Saya akan tetap gigih dan bersaing sesuai dengan niatan awal menuju ke kota yang dikenal sebagai kota Never Ending Asia ini.