Penulis: Achmad Faizal*
Peristiwa Kesaktian Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober, merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia. Pada hari ini, kita mengenang kegagalan gerakan yang berupaya menggantikan Pancasila sebagai ideologi negara melalui pemberontakan pada 30 September 1965. Gerakan ini, yang dikenal sebagai G30S/PKI, berusaha merusak tatanan negara dengan aksi kudeta berdarah. Namun, melalui peristiwa ini pula kita menyaksikan kekuatan Pancasila yang tetap tegak dan utuh sebagai dasar negara, sekaligus simbol dari ketahanan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman.
Pada tahun 2024, refleksi terhadap Kesaktian Pancasila semakin relevan, mengingat tantangan globalisasi, perkembangan teknologi, serta berbagai ancaman ideologis yang bisa menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Di tengah modernisasi, generasi muda dihadapkan pada derasnya informasi dan perkembangan yang kadang mengalihkan fokus mereka dari pentingnya memahami sejarah dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.
Pentingnya Generasi Sadar Sejarah
Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga eksistensi bangsa dan negara. Pengetahuan sejarah bukan sekadar informasi masa lalu, melainkan landasan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Sejarah adalah guru yang mengajarkan kita untuk tidak mengulangi kesalahan, memahami nilai-nilai kebangsaan, serta menghargai perjuangan para pendahulu yang telah mengorbankan banyak hal demi kemerdekaan dan kesatuan bangsa.
Kebanyakan generasi muda saat ini lebih terfokus pada perkembangan teknologi dan tren global, yang tanpa disadari membuat mereka sedikit terputus dari akar sejarah. Padahal, penguasaan teknologi dan wawasan global haruslah didampingi dengan pemahaman yang mendalam tentang jati diri bangsa, yang salah satunya tercermin dari nilai-nilai Pancasila. Pancasila tidak hanya menjadi ideologi formal, tetapi juga merupakan pedoman moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya,” demikian kutipan dari Bung Karno yang hingga kini relevan. Ketika generasi muda melupakan sejarah, mereka kehilangan pijakan untuk memahami identitas nasional. Padahal, sejarah adalah bekal penting untuk menghadapi tantangan masa depan.
Tantangan Masa Depan dan Peran Generasi Muda
Membangun bangsa yang cemerlang di masa depan membutuhkan generasi yang tidak hanya melek teknologi dan globalisasi, tetapi juga sadar sejarah. Pengetahuan sejarah memberikan landasan nilai yang kokoh, serta memperkuat rasa cinta tanah air. Dengan pemahaman sejarah, generasi muda akan lebih menghargai kemerdekaan, persatuan, dan keadilan yang telah diperjuangkan oleh pendahulu.
Sebagai contoh, peristiwa G30S/PKI memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga persatuan dan kewaspadaan terhadap ancaman ideologis. Saat ini, meski tantangannya berbeda, ancaman disintegrasi bangsa bisa datang melalui berbagai cara, termasuk penyebaran paham-paham ekstremis atau ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
(baca juga: Pancasila: Refleksi dan Revolusi Manusia Merdeka)
Di era digital, generasi muda juga harus mewaspadai penyebaran berita palsu atau informasi yang mengaburkan fakta sejarah. Ketidakpahaman terhadap sejarah dapat membuat generasi muda mudah terpengaruh oleh narasi yang salah. Oleh karena itu, penting bagi pendidikan formal dan informal untuk terus menanamkan pengetahuan sejarah yang kuat dan benar kepada para pemuda.
Refleksi peristiwa Kesaktian Pancasila di tahun 2024 menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga ideologi Pancasila sebagai dasar negara. Bagi generasi muda, kesadaran sejarah adalah kunci untuk memahami jati diri bangsa serta membangun masa depan yang cemerlang. Pengetahuan sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga bekal untuk menghadapi tantangan zaman dengan lebih bijak.
Dengan mengingat kata-kata Bung Karno, “Jas Merah: Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah,” kita diingatkan untuk terus merawat dan mengajarkan sejarah kepada generasi penerus. Hanya dengan generasi yang sadar akan sejarahnya, bangsa Indonesia dapat bertahan dan berkembang menjadi bangsa yang besar dan berdaulat di tengah tantangan globalisasi.
*penulis merupakan guru di MA Unggulan Nuris dan Pengampu Mata Kuliah Pancasila di Ma’had Aly Nuris