Penulis: Alfina Damayanti
1001 cara untuk kekangan. Berbuah kesucian hati. Demi leburan sebuah dosa. Tutup kepala berbalut goresan tinta. Mata hati tersungkur dalam merahnya hijab. Bertahtakan sebuah kebusukan diri. Merangkul arti keharmonisan mimpi. Mati, matikan kucuran pelipismu. Air suci membasahi pelu raja.
(baca juga: Di Pesantren Ini, Sebuah Ungkapan)
Ruangan tak berdosa menjadi arti. Melingkar dalam maksiat jiwa. Sebuah goresan raja tertera dalam hilangnya jiwa. Hati raja kecewa menahan busuknya muka. Maksiat busuk yang kau lakoni, bukan kebanggaan…. Siksa mereka. Tutupi kepala kami. 1001 kekangan. Hijab bercorak merah. Menjadi santapan. Leburnya dosa sang mantan.
Penulis merupakan siswa MA Unggulan Nuris. Puisi tersebut tergabung dalam antologi puisi MA Unggulan Nuris yang berjudul “Muara Sunyi Ilahi”.